Menuju konten utama

Hari Populasi Sedunia 11 Juli 2022 dan Tujuan Peringatannya

Tujuan peringatan Hari Populasi Sedunia 2022 yang jatuh pada 11 Juli.

Hari Populasi Sedunia 11 Juli 2022 dan Tujuan Peringatannya
Ilustrasi populasi. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Masyarakat di seluruh dunia akan memperingati Hari Populasi Sedunia pada 11 Juli 2022. Menurut PBB, Hari Populasi Sedunia dibuat untuk mengingat sebanyak apa populasi di seluruh dunia dan apa yang bisa dilakukan untuk mensejahterakan mereka.

"Mencapai populasi global delapan miliar adalah numerik, tetapi fokus kami harus selalu pada orang. Di dunia yang kami upayakan untuk dibangun, 8 miliar orang berarti 8 miliar peluang untuk menjalani kehidupan yang bermartabat dan terpenuhi," ujar Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.

Pada tahun 2011, dunia mencapai populasi 7 miliar. Tahun ini, jumlahnya akan mencapai 8 miliar. Selama pertambahan ini, sudah terjadi kemajuan di bidang kesehatan yang telah memperpanjang rentang hidup, mengurangi kematian ibu dan kematian anak, serta mendorong pengembangan vaksin dalam waktu singkat.

Ada pula inovasi teknologi yang telah memudahkan hidup kita dan menghubungkan kita lebih dari sebelumnya. Orang-orang dalam populasi tersebut juga sudah mengalami banyak kemajuan dalam kesetaraan gender dibandingkan 11 tahun lalu.

Penambahan populasi ini juga diiringi dengan jurang ketidaksetaraan yang semakin lebar. Kekhawatiran dan tantangan yang sama pada 11 tahun lalu tetap ada atau memburuk, yaitu perubahan iklim, kekerasan, diskriminasi. Pada bulan Mei 2022, lebih dari 100 juta orang mengungsi secara paksa di seluruh dunia.

Di dunia yang ideal, 8 miliar orang berarti 8 miliar peluang untuk masyarakat yang lebih sehat yang diberdayakan oleh hak dan pilihan. Tapi di dunia saat ini, hal itu masih jauh dari kata sempurna. Masih banyak orang yang terkena diskriminasi, pelecehan dan kekerasan.

Infografik SC Hari Populasi Dunia

Infografik SC Hari Populasi Dunia. tirto.id/Fuad

Tren Populasi Dunia

Butuh ratusan ribu tahun bagi populasi dunia untuk tumbuh menjadi 1 miliar – kemudian hanya dalam 200 tahun atau lebih, populasi tumbuh tujuh kali lipat. Pada tahun 2011, populasi global mencapai angka 7 miliar, mencapai hampir 7,9 miliar pada tahun 2021, dan diperkirakan akan tumbuh menjadi sekitar 8,5 miliar pada tahun 2030, 9,7 miliar pada tahun 2050, dan 10,9 miliar pada tahun 2100.

Pertumbuhan dramatis ini sebagian besar didorong oleh peningkatan jumlah orang yang bertahan hidup hingga usia reproduksi, dan telah disertai dengan perubahan besar dalam tingkat kesuburan, peningkatan urbanisasi, dan percepatan migrasi. Tren ini akan memiliki implikasi yang luas bagi generasi mendatang.

Ada perubahan besar dalam tingkat kesuburan dan harapan hidup. Pada awal 1970-an, perempuan rata-rata memiliki 4,5 anak; pada tahun 2015, total fertilitas dunia turun menjadi di bawah 2,5 anak per wanita. Sementara itu, rata-rata rentang hidup global telah meningkat, dari 64,6 tahun pada awal 1990-an menjadi 72,6 tahun pada 2019.

Selain itu, dunia melihat tingkat urbanisasi yang tinggi dan percepatan migrasi. 2007 adalah tahun pertama di mana lebih banyak orang tinggal di daerah perkotaan daripada di daerah pedesaan, dan pada tahun 2050 sekitar 66 persen dari populasi dunia akan tinggal di kota.

Megatren ini memiliki implikasi yang luas. Hal ini mempengaruhi pembangunan ekonomi, lapangan kerja, distribusi pendapatan, kemiskinan dan perlindungan sosial. Tren ini juga mempengaruhi upaya untuk memastikan akses ke perawatan kesehatan, pendidikan, perumahan, sanitasi, air, makanan, dan energi.

Untuk mengatasi kebutuhan individu secara lebih berkelanjutan, pembuat kebijakan harus memahami berapa banyak orang yang hidup di planet ini, di mana mereka berada, berapa usia mereka, dan berapa banyak orang yang akan datang setelah mereka.

Baca juga artikel terkait HARI PENTING atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Iswara N Raditya