Menuju konten utama

Hari Peringatan untuk Korban Terorisme 21 Agustus: Sejarah & Tema

Sejarah Hari Peringatan dan Penghormatan Internasional untuk Para Korban Terorisme 2021.

Hari Peringatan untuk Korban Terorisme 21 Agustus: Sejarah & Tema
Mahasiswa yang tergabung dalam Cipayung Plus membawa poster seruan saat mengecam tindakan terorisme di area Monumen Perjuangan Rakyat Bali (Bajra Sandhi), Denpasar, Bali, Rabu (31/3/2021). ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/wsj.

tirto.id - Hari Peringatan dan Penghormatan Internasional untuk Para Korban Terorisme atau International Day of Remembrance of and Tribute to the Victims of Terrorism akan digelar tahun ini, tepatnya pada 21 Agustus 2021.

Peringatan ini menjadi yang keempat sejak pertama kali diadakan pada 2017 lalu, sekaligus menandai 20 tahun tragedi serangan terorisme 9/11 yang terjadi pada 2001.

Majelis Umum PBB, melalui Resolusi 72/165 pada 2017 lalu menetapkan tanggal 21 Agustus sebagai Hari Peringatan dan Penghormatan Internasional kepada Korban Terorisme untuk menghormati dan mendukung para korban dan penyintas terorisme.

Selain itu, tujuan dari peringatan tersebut sekaligus untuk mempromosikan dan melindungi seluruh penikmatan atas hak asasi manusia serta kebebasan fundamental mereka.

Resolusi 72/165 dibangun di atas upaya yang ada oleh Majelis Umum, Komisi Hak Asasi Manusia dan Dewan Hak Asasi Manusia untuk mempromosikan dan melindungi hak-hak korban terorisme.

Dengan memproklamasikan Hari Internasional yang didedikasikan untuk para korban, Majelis Umum menegaskan kembali bahwa pemajuan dan perlindungan hak asasi manusia dan supremasi hukum di tingkat nasional dan tingkat internasional sangat penting untuk mencegah dan memerangi terorisme.

Tema dan Acara Peringatan Tahun Ini

Pada tahun ini, tema yang akan digunakan dalam peringatan tersebut adalah “Connection”. Melansir laman resmi Kantor Kontra-Terorisme PBB, tema Connection (atau “Koneksi” dalam Bahasa Indonesia) digunakan karena para korban harus menemukan cara kreatif untuk tetap terhubung saat terisolasi satu sama lain dari keluarga, teman, dan komunitas mereka selama pandemi.

Pada 2021 ini, yang menandai dua tahun pandemi Covid-19, PBB menekankan pentingnya bagi komunitas internasional untuk terhubung dan berdiri dalam solidaritas dengan para korban, belajar satu sama lain, memastikan bahwa kebutuhan para korban terpenuhi, dan hak-hak mereka ditegakkan.

“Para korban terorisme terus berjuang agar suara mereka didengar, kebutuhan mereka didukung dan hak-hak mereka ditegakkan. Namun, mereka sering merasa dilupakan dan diabaikan, dan itu merupakan akibat langsung dari serangan teroris, menjadi konsekuensi yang mendalam bagi mereka,” tulis PBB dalam pernyataan resminya.

“Tanggung jawab utama untuk mendukung korban terorisme dan menegakkan hak-hak mereka terletak pada Negara Anggota, melalui penerapan Strategi Kontra-Terorisme Global, dengan solidaritas dan memberikan dukungan kepada para korban,” imbuhnya.

Dalam menyambut Peringatan dan Penghormatan Internasional untuk Para Korban Terorisme, pada 21 Agustus nanti akan digelar cara daring berjudul “Surviving Terrorism: The Power of Connections”.

Acara ini akan dihadiri Sekjen PBB António Guterres, dengan menampilkan kesaksian dari para korban terorisme, dan ditutup oleh Wakil Sekjen PBB Vladimir Voronkov.

Selain itu, sebuah film pendek berjudul Surviving Terrorism: The Power of Connections juga akan diluncurkan, yang menampilkan kesaksian para korban dan penyintas terorisme dari seluruh dunia.

Peluncuran film ini akan diikuti dengan webinar yang menampilkan asosiasi korban untuk membahas pentingnya koneksi dan bagaimana memperkuat hak dan kebutuhan para korban terorisme.

Baca juga artikel terkait HARI PERINGATAN KORBAN TERORISME atau tulisan lainnya dari Ahmad Efendi

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Ahmad Efendi
Penulis: Ahmad Efendi
Editor: Dipna Videlia Putsanra