tirto.id - Banner dan spanduk tuntutan tergelak terbuka di jalanan Medan Merdeka Barat sementara massa aksi masih bersiap untuk berunjuk rasa dalam rangka Hari Buruh 2018. Selain spanduk, tampak seperangkat alat musik tanjidor pun tergeletak di jalan.
"Yang pertama kita mau memperkenalkan budaya. Tidak selamanya demonstrasi rusuh atau gimana. Kita mencoba membawa budaya atau kesenian. Tampaknya kan kesenian ini kurang diperhatikan jadi ya kita sambil memperkenalkan budaya," kata koordinator Tim Kesenian Tanjidor Andi Suhandi di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (1/5/2018).
Andi menuturkan ini adalah pertama kalinya ia dan tim tanjidornya tampil di demonstrasi. Namun, terdorong oleh keinginan agar kesenian tanjidor diperhatikan pemerintah, maka Andi dan kawan-kawannya turut serta dalam aksi demo buruh tahun ini.
Setidaknya ada 10 orang anggota Tim Kesenian Tanjidor yang turut dalam aksi buruh kali ini. Mereka semua berasal dari Kalisari, Pasar Rebo, Jakarta Timur.
Andi menambahkan, meski ia dan timnya adalah buruh, tapi mereka tidak pernah tergabung dalam serikat pekerja manapun. Namun ia mengaku ikut termotivasi untuk menuntut haknya sebagai buruh di perayaan Hari Buruh 2018 ini.
"Kita intinya hanya nimbrung untuk memperkenalkan juga, artinya kan mungkin dengan cara ini kita sebagai pelaku seni ini paling tidak diperhatikan," kata Andi.
Sementara itu, untuk memperingati Hari Buruh atau May Day yang jatuh hari ini 1 Mei 2018, ribuan massa buruh dari berbagai serikat pekerja dari berbagai daerah di sekitar Jakarta sudah berkumpul di kawasan Monas, Jakarta Pusat, tepatnya di sekitar Patung Kuda.
Berdasarkan pantauan Tirto, massa sudah memadati kawasan Patung Kuda sejak sekitar pukul 07.00 WIB. Akibatnya, polisi terpaksa menutup jalan Medan Merdeka Barat arah ke Kemenko Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan. Meski begitu, jalur Transjakarta untuk kedua lajur tetap dibuka.
Selain itu, massa aksi pun membawa sejumlah banner berisi tuntutan mereka, di antaranya menuntut pembatalan PP 78 tahun 2015 tentang pengupahan, penghapusan outsourcing, kerja berkedok magang, turunkan harga kebutuhan pokok dan stop tenaga kerja asing (TKA) buruh kasar asal Cina.
"Cabut PP 78 tahun 2015 dan tolak upah murah dan hapus juga outsourcing yang selama ini kita dari 2014 sampai sekarang penghapusan outsourcing belum terlaksana," kata Pandi (42) salah satu peserta demo dari Federasi Serikat Metal Indonesia (FSMI) di depan Patung Kuda, Jakarta Pusat (01/05/2018).
Penulis: Mohammad Bernie
Editor: Yandri Daniel Damaledo