tirto.id - Setiap tahunnya, Hari AIDS Sedunia diperingati pada 1 Desember. Peringatannya dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat soal virus HIV/AIDS.
Hari AIDS Sedunia pertama kali digagas pada Agustus 1987 oleh James W. Bunn dan Thomas Netter, dua petugas informasi publik untuk Program Global AIDS Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Jenewa, Swiss.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, HIV tetap menjadi masalah kesehatan masyarakat global yang utama, meskipun dunia telah membuat kemajuan yang signifikan sejak akhir 1990-an.
Menurut UNAIDS, pada tahun 2018, terdapat 640.000 orang terjangkit HIV di Indonesia. Sementara, jumlah kematian terkait AIDS telah meningkat 60 persen sejak 2010, dari 24.000 kematian menjadi 38.000 kematian.
Sayangnya, ada banyak mitos-mitos tentang HIV/AIDS yang beredar di tengah masyarakat. Kendati belum tentu benar, masyarakat terlanjur mempercayainya.
Berikut ini adalah mitos dan fakta terkait HIV/AIDS, seperti dikutip BMI Healthcare.
Mitos pertama, HIV dan AIDS adalah sama.
Faktanya, HIV dan AIDS terkait tetapi mereka bukanlah hal yang sama.
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang dapat merusak sel-sel sistem kekebalan tubuh, membuat Anda lebih sulit melawan infeksi dan penyakit yang datang.
Sementara, AIDS (acquired immunodeficiency syndrome) adalah nama penyakit untuk sejumlah kondisi yang berpotensi mengancam jiwa yang dapat berkembang karena HIV telah melemahkan sistem kekebalan Anda.
Mitos kedua, hanya pria homoseksual dan pengguna narkoba yang dapat tertular HIV/AIDS.
Faktanya, diperkirakan terdapat 36,7 juta orang hidup dengan HIV di seluruh dunia, tidak memandang gender dan kebiasaan hidup.
Mitos ketiga, Anda hanya bisa tertular HIV melalui hubungan seksual.
Faktanya, HIV dapat ditularkan jika Anda memiliki luka terbuka yang bersentuhan dengan cairan tubuh yang terinfeksi seperti air mani, cairan vagina, darah, ASI, dan cairan rektal.
Namun, penting untuk diingat, HIV tidak dapat ditularkan melalui kontak sehari-hari, berciuman, atau berbagi minuman.
Mitos keempat, perempuan pengidap HIV otomatis anaknya akan lahir dengan penyakit tersebut.
Faktanya, di Inggris, hanya 1 persen bayi yang lahir dari ibu HIV-positif juga mengidap HIV.
Jika Anda positif HIV, tidak berarti Anda tidak bisa memiliki anak. Ada pilihan pengobatan yang tersedia untuk memastikan baik pasangan Anda maupun anak Anda yang belum lahir tidak tertular penyakit saat pembuahan dilakukan.
Mitos kelima, selalu ada gejala ketika Anda terjangkit HIV.
Faktanya, seseorang yang positif HIV dapat hidup dengan penyakit tersebut selama bertahun-tahun tanpa menunjukkan tanda-tanda apapun.
Mitos keenam, mengidap HIV sama dengan hukuman mati.
Faktanya, Meskipun tidak ada obat untuk HIV atau AIDS, HIV dapat diobati dengan sangat efektif.
Sejak pertama kali menyebar, ada kemajuan luar biasa yang dibuat di bidang ini dan pengobatan HIV sekarang juga sangat maju.
Orang positif HIV dapat menjalani kehidupan yang normal dan aktif, dan harapan hidup rata-rata sangat dekat dengan orang negatif HIV.
Editor: Dipna Videlia Putsanra