tirto.id - Harga minyak dunia melonjak pada Senin (6/6/2016) atau Selasa (7/6/2016) pagi WIB, dengan patokan AS minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) mencapai tingkat tertinggi yakni 49,69 dolar Amerika Serikat (AS) per barel, karena adanya penyusutan produksi.
Patokan minyak mentah AS, West Texas Intermediate (WTI), untuk pengiriman Juli melonjak 1,07 dolar AS menjadi 49,69 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, penutupan tertinggi sejak Juli 2015.
Sedangkan patokan minyak Eropa, Brent North Sea, untuk pengiriman Agustus naik 91 sen menetap di 50,55 dolar AS per barel.
Kyle Cooper dari IAF Advisors mengungkapkan, serangan terhadap infrastruktur minyak di Nigeria, produsen minyak terbesar Afrika. Serentetan serangan militan terhadap fasilitas minyak di Nigeria selatan telah mengurangi produksi negara tersebut menjadi 1,4 juta barel per hari.
Delta Niger Avengers, sebuah kelompok militan baru di Nigeria, mengaku bertanggung jawab atas serangan terhadap pipa minyak dan gas di wilayah kaya minyak negara itu.
Melemahnya dolar AS juga ditengarai sebagai faktor yang menyebabkan melonjaknya harga minyak mentah.
Ketua Departemen Pembangunan Ekonomi Abu Dhabi, Ali Majed Al Mansoori, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan televisi Bloomberg bahwa surplus minyak dunia turun menjadi 1,2 juta dari 1,5 juta barel per hari dan penyusutan tersebut lebih cepat dari yang diharapkan.
“Dengan adanya pemulihan pada pasar, kemungkinan tahun ini kisaran harga pada 55 dolar AS hingga 60 dolar AS per barel,” kata Mansoori.
Selain itu, kenaikan harga minyak juga dipicu oleh kurs dolar AS yang melemah terhadap sebagian besar mata uang utama lainnya di New York pada Selasa (7/6/2016) pagi WIB, setelah Ketua Federal Reserve Janet Yellen tidak memberikan sinyal tentang waktu kenaikan suku bunga dalam pidato terbarunya.
Hal itu memunculkan spekulasi kepada para pedagang bahwa Federal Reserve tidak akan menaikkan suku bunga bulan ini, yang akan melemahkan dolar AS dan memperkuat minyak mentah yang dalam perdagangannya menggunakan dolar.
Penulis: Yantina Debora
Editor: Ign. L. Adhi Bhaskara