Menuju konten utama

Harga Minyak Dunia Naik Drastis, Jokowi: Kita Tahan-Tahan Terus

Jokowi mengaku sempat bertanya ke Sri Mulyani soal ketahanan negara dalam menjaga harga dalam negeri tetap saat harga-harga internasional naik.

Harga Minyak Dunia Naik Drastis, Jokowi: Kita Tahan-Tahan Terus
Presiden Joko Widodo menyampaikan sambutan saat membuka pertemuan pendahuluan B20 atau B20 Inception Meeting yang digelar secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis (27/1/2022). ANTARA FOTO/Biro Pers Sekretariat Presiden/Lukas/pras.

tirto.id - Presiden Joko Widodo curhat bagaimana pemerintah terus menahan harga minyak di tengah lonjakan harga minyak dunia. Ia mengaku sempat bertanya kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani soal ketahanan negara dalam menjaga harga dalam negeri tetap, sementara harga-harga internasional naik.

Hal tersebut diungkapkan Jokowi saat memberikan arahan dalam Dies Natalis ke-46 di Universitas 11 Maret secara langsung di Solo, Jawa Tengah, Jumat (11/3/2022). Ia cerita beberapa kepala negara seperti kanselir Jerman dan perdana menteri Jepang soal masalah dunia yang terus datang mulai dari pandemi hingga perang.

Persoalan-persoalan tersebut membuat harga-harga komoditas internasional naik, kata Jokowi. Ia mencontohkan bagaimana harga minyak pada 2020 yang hanya 60-an dolar per barel tembus 130 dolar per barel.

“Dua kali lipat. Semua negara harga jualnya ke masyarakat sudah naik juga. Kita di sini masih nahan-nahan. Bu Menteri saya tanya gimana Bu? Tahannya sampai berapa hari ini?” kata Jokowi sambil disambut gelak tawa peserta Dies Natis Universitas 11 Maret, Solo, Jawa Tengah.

Jokowi menambahkan, “Kita nahan-nahan terus.”

Selain minyak, Jokowi sebut dunia saat ini juga mengalami kelangkaan pangan. Ia mengaku harga pangan dunia naik seperti gandum dan kedelai. Indonesia terkena imbas kenaikan gandum karena produksi gandum Indonesia hampir 20 persen dari Ukraina dan Rusia yang kini berperang. Namun, kata dia, kenaikan harga pangan Indonesia masih lebih rendah daripada negara lain.

“Kalau dilihat angka-angka waduh, di Rusia naik 12 persen, Amerika naik 6,9 persen, Turki 5,5 persen. Alhamdulillah kita masih di angka 3 (slide 3,4 persen), tapi sampai kapan kita bisa menahan seperti ini?" kata Jokowi.

Jokowi juga menyinggung soal kelangkaan kontainer. Harga kontainer saat ini naik berlipat-lipat hingga 5 kali lipat. Hal itu mengakibatkan harga barang untuk sampai ke konsumen naik. "Efeknya ke mana-mana," kata Jokowi.

Belum lagi dunia mengalami inflasi. Ia mencontohkan Amerika yang tembus 7,5 persen, Turki di angka 48,7 persen, tetapi Indonesia masih di angka 2,2 persen. Menurut Jokowi, pengelolaan ekonomi saat ini tidak boleh hanya melihat makro dalam menyelesaikan isu inflasi.

“Ini yang hati-hati mengelola ekonomi saat ini. Ekonomi makronya dikelola, tapi mikronya tidak diperhatikan bisa buyar. Artinya apa? Kerja sekarang ini harus kerja detail. Kalau nggak detail, nggak akan menyelesaikan masalah," kata Jokowi.

Menurut Jokowi, masalah-masalah yang ada saat ini bisa diselesaikan dengan dua pendekatan. Pertama, kecepatan berubah. Kedua, memanfaatkan peluang. Semua itu perlu transformasi agar Indonesia bisa mendapat manfaat lebih baik.

“Menurut saya kuncinya adalah kecepatan berubah dan bisa memanfaatkan peluang-peluang yang ada. Ini yang akan kita lakukan. Oleh sebab itu perlu stabilitas. Yang kita lakukan transformasi ekonomi. Dalam posisi seperti ini, keberanian mentransformasi ekonomi ini akan memberikan manfaat dan memberikan peluang jangka panjang kita akan menjadi lebih baik," kata Jokowi.

Baca juga artikel terkait HARGA MINYAK DUNIA atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Abdul Aziz