tirto.id - Presiden Joko Widodo mengunggah foto di akun Instagram @jokowi berpose menggunakan sepeda lipat merek Kreuz. Dalam keterangan foto, Jokowi mengajak masyarakat untuk berolahraga di saat pandemi COVID-19.
"Hidup sehat dan berolahraga di era pandemi sangat penting, agar imunitas tubuh terjaga. Saya rutin bersepeda untuk menjaga kebugaran. Ini sepeda yang saya pakai, ada Kreuz, ada Polygon, ada Element. Semuanya buatan Indonesia," tulis Jokowi.
Kreuz merupakan sepeda lipat merek lokal yang terinspirasi dari Brompton. Sepeda ini merupakan karya dari sejumlah pemuda Bandung.
Workshop UMKM sepeda lipat Kreuz tersebut mampu memproduksi frameset sebanyak 10-15 buah per bulannya dengan harga jual Rp3,5 juta dan antrean pemesanan hingga 2023.
Menurut riset Antara News, sepeda lipat jadi favorit di tengah tren gowes saat pandemi COVID-19. Sejak pandemi, bersepeda menjadi kegiatan yang digemari masyarakat di berbagai kota.
Ada beragam jenis sepeda yang banyak digunakan masyarakat, yaitu sepeda lipat, sepeda gunung, sepeda fixie, dan sepeda balap.
Sepeda lipat memiliki ukuran roda kecil dan rangka dapat dilipat untuk disimpan di ruang terbatas. Tren penjualan sepeda lipat saat pandemi mencapai 60 persen, sepeda gunung 30 persen, dan sepeda jenis lain 10 persen.
Kreuz menerima lonjakan permintaan setelah muncul tren bersepeda saat pandemi. Pemilik usaha sepeda Kreuz, Yudi Yudiantara mengatakan hingga kini sudah ada pemesanan sepeda lipat yang akan diproduksi hingga tahun 2023.
Berhubung produksi sepeda itu masih berskala mikro, saat ini ia sementara menutup pemesanan sepeda lipat itu.
"Sebulannya cuma bisa memproduksi 10 sampai 15 sepeda, makanya antrean pesanannya sampai Januari 2023. Tapi kita lagi coba kerja sama dengan pengusaha yang agak besar, nanti kita mungkin akan dibantu untuk mempercepat produksi," kata Yudi Yudiantara di Toko Sepeda Kreuz, Kelurahan Sadang Serang, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, Selasa (21/7/2020).
Sepeda lipat Kreuz ini, kata dia, mulai diproduksi pada Maret 2020. Dia menceritakan, awalnya merek Kreuz ini bergerak di bidang Pannier (tas untuk sepeda).
Pada akhirnya tercetuslah ide untuk membuat sepeda lipat produksi lokal itu. Dia memastikan, sebagian besar bahan dari sepeda itu berasal dari produksi usaha kecil menengah dalam negeri.
"Sejauh ini kita baru satu jenis ya sepeda lipat itu. Harga rangka sepedanya itu Rp3,5 juta. Kalau mau jadi sepedanya kisaran Rp8-10 juta, tergantung bahannya," kata dia.
Saat ini, kata dia, pemerintah melalui Kementerian Perindustrian tengah mendorong sepeda Kreuz agar memiliki label Standar Nasional Indonesia (SNI). Dia pun saat ini sedang memenuhi sejumlah persyaratan untuk label SNI tersebut.
"Syarat produksi, tenaga kerjanya, dari segi produksi nya harus dilihat, harus ada desainnya, sudah gak bisa manual lagi, harus digital desainnya," kata dia.
Sepeda Lipat Brompton
Bentuk sepeda Kreuz ini mirip Brompton, salah satu merek sepeda terkenal di dunia. Menurut situs resmi Brompton, sepeda ini dirancang pertama kali pada 1975 oleh Andrew Ritchie di South Kensington, London, Inggris.
Saat itu, desain awal sepeda Brompton masih cukup kasar tetapi lipatannya rapi, nyaman dan simpel. Belakangan sepeda lipat ini menemukan desain terbaiknya dan menjadi merek global pada 2011 silam.
Selain itu, Brompton juga memproduksi sepeda lipat listrik. Bobot baterai (2,9kg) terpisah dengan sepeda listrik (13,7kg) sehingga mudah dibawa, bahkan ditenteng sekalipun.
Sepeda lipat Brompton dapat dibuat khusus sesuai spesifikasi yang diinginkan pengguna. Konsumen dapat memilih dari beragam warna, opsi persneling, sadel, dan aksesorisnya. Pesanan khusus tersebut dirakit dalam waktu 6-8 minggu.
Untuk spesifikasi terendah atau paling murah harga sepeda lipat Brompton sekitar 900 Poundsterling atau sekitar Rp16.606.054. Sedangkan harga sepeda lipat Brompton S2L-X Black Edition Gloss Titanium di Indonesia dibanderol Rp53.500.000.
Editor: Addi M Idhom