tirto.id - Harga emas dunia bergerak di atas level kunci 1.800 dolar AS per troy ounce selama dua hari berturut-turut Selasa (Rabu pagi, 10/8/2022). Pelaku pasar memperkirakan bahwa posisi safe haven pasar akan bersinar dalam menghadapi data Indeks Harga Konsumen (IHK), Rabu (10/8/2022) hari ini.
Adapun tren penguatan ditopang oleh pelemahan dolar AS seiring bakal diumumkannya laporan data inflasi AS. Mengutip Investing, kontrak berjangka emas patokan di Comex New York, Desember, berakhir di 1.812 dolar AS per troy ounce naik 7,1 dolar AS atau 0,4 persen.
Harga naik 14 dolar AS atau 0,8 persen, di sesi sebelumnya. Harga emas spot, yang lebih dipantau daripada kontrak berjangka oleh beberapa trader, berada di 1.794 dolar AS pukul 03.50 PM ET (19.50 GMT), naik 5,76 dolar AS atau 0,3 persen.
Diprediksi, The Fed akan cenderung untuk terus menaikkan suku bunga sampai mencapai target inflasi. Pada kondisi tersebut posisi emas juga akan semakin kuat untuk mempertahankan aliran safe-haven yang lebih banyak. Secara bersamaan ke emas dianggap aman untuk mempertahankan lindung nilai terhadap ketidakpastian ekonomi.
"Harga emas menguat menjelang laporan inflasi penting yang dapat mengarahkan skala ekspektasi kenaikan suku bunga Fed," kata Ed Moya, analis di platform perdagangan daring OANDA.
Menurut Moya, emas terdongkrak dari aliran safe-haven lantaran saham dan dolar AS secara kompak melemah.
"Emas mendapat dorongan hari ini dari aliran safe haven saat saham melemah dan dolar melemah. Jika inflasi turun sedikit lebih dari yang diharapkan, emas dapat bergerak menuju wilayah $1850. Risiko geopolitik tetap tinggi dan itu bisa membuat emas didukung di atas $1800 hingga akhir tahun," ungkapnya.
Adapun ekonom memproyeksikan pertumbuhan inflasi AS ada di kisaran 8,7% untuk tahun ini hingga Juli, dibandingkan kenaikan 9,1% selama 12 bulan hingga Juni.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Intan Umbari Prihatin