tirto.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya kenaikan pada harga komoditas cabai rawit hingga minggu kedua Januari 2025 sebesar 34,55 persen dibandingkan dengan Desember 2024.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, menyatakan rata-rata harga cabai rawit merah pada periode waktu tersebut masih di dalam rentang harga acuan penjualan (HAP).
Berdasarkan paparan yang dimiliki BPS, rata-rata harga cabai hingga minggu kedua Januari 2025 adalah Rp51.62 per kilogram (kg). Sebagai informasi, HAP bawah adalah Rp37.000 per kg, sedangkan HAP atas sebesar Rp55.000 per kg.
“Secara rata-rata, rata-rata harga cabai merah tertinggi di luar Pulau Jawa dan Sumatera sebesar Rp53.457 per kg,” kata Pudji, dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Tahun 2025 di Kantor Kementerian Dalam Negeri, Jakarta, Senin (13/01/2025).
Secara spasial, Pudji menyebut kenaikan harga cabai juga dialami di wilayah Sumatera, Jawa, dan Kalimantan. Berdasarkan data yang dimilikinya, sejumlah wilayah tersebut didominasi warna merah yang artinya terjadi kenaikan harga.
Pudji juga menyebut cabai merah mengalami lonjakan harga di 82,28 persen di wilayah Indonesia. Lalu, apabila dilihat secara rata-rata nasional, harga cabai rawit merah pada minggu kedua Januari 2025 sudah berada di atas rentang HAP yakni mencapai Rp67.816 per kg.
Sementara itu, Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas), Maino Dwi Hartono, mengatakan kenaikan harga cabai rawit merah di beberapa wilayah mencapai Rp160.000 hingga Rp180.000 per kg. Adapun harga ini sudah jauh melebihi HAP yang berkisar Rp50.000 per kg.
Maino mengeklaim bahwa kenaikan harga pada cabai rawit merah ini sudah terjadi di 328 kabupaten/kota. Menurut Maino, kenaikan ini dipicu beberapa faktor seperti cuaca ekstrem yang menyebabkan terjadinya penurunan produksi dan pasokan cabai. Selain itu, dipicu angin dan serangan hama, sehingga produksi atau pasokan ke masyarakat mengalami penurunan.
“Ini tentu berdampak pada kenaikan harga yang cukup signifikan dan hampir di semua wilayah,” ujar Maino.
Maino menyebut dalam menghadapi kenaikan harga tersebut, Bapanas bersama Kementerian Pertanian dan produsen cabai sudah mengadakan rapat koordinasi (rakor) pada 9 Januari 2025 lalu.
Dalam rakor tersebut, berbagai upaya strategis pun mulai diterapkan dalam tujuan mengendalikan harga pangan. Maino mengatakan apabila harga cabai rawit merah masih mengalami lonjakan di atas HAP, maka beberapa upaya lain akan dilakukan pihaknya bersama stakeholders terkait.
Upaya itu melalui pemberian subsidi transportasi, atau fasilitasi distribusi pangan, hingga penjualan melibatkan pangan murah.
"Ini juga sudah mulai diinisiasi oleh teman-teman dinas pangan daerah, dan tentunya dukungan oleh pemerintah daerah, baik itu subsidi harga maupun transportasi," ucap Maino.
Ia mengakui harga tersebut masih jauh melampaui HAP, meskipun melihat adanya penurunan harga cabai dalam dua sampai tiga hari terakhir ini. “Kalau kita lihat dalam tren 2-3 hari terakhir ini, harganya mulai relatif landai, meskipun masih jauh di atas harga acuan pemerintah,” tukas Maino.
Penulis: Nabila Ramadhanty
Editor: Fransiskus Adryanto Pratama