tirto.id - Sekretaris Utama Badan Pangan Nasional (Bapanas), Sarwo Edhy, memberi penjelasan tentang penyebab naiknya harga cabai rawit merah. Hal ini disampaikannya usai Rapat Koordinasi Perencanaan Pembangunan Ketahanan Pangan 2025 di Jakarta, Senin (29/7/2024).
Menurut Sarwo, faktor cuaca dan turunnya tingkat produksi menjadi penyebab utama kenaikan harga cabai rawit merah.
"Karena produksi kurang. Salah satunya juga faktor cuaca," ujar Sarwo.
Dia juga menjelaskan solusi yang seharusnya dilakukan untuk merespons kenaikan harga cabai rawit merah tersebut. Solusi pertama dapat dilakukan oleh Kementerian Pertanian dengan membagikan benih cabai ke masyarakat.
Dengan benih tersebut, Sarwo mengharapkan masyarakat bisa menanam cabai secara mandiri di lingkungan rumahnya. Menurut dia, usulan tersebut tidak akan sulit dilakukan sebab program menanam cabai mandiri pernah dijalankan melalui Program Pekarangan Pangan Lestari (P2L).
"Saya menyarankan kepada teman-teman Pertanian [Kementerian Pertanian] untuk membagikan benih cabai ke masyarakat agar dia menanam di pot-pot, di pekarangan, di teras. Tidak terlalu sulit sebenarnya," tutur Sarwo.
Solusi kedua mesti bersifat jangka panjang, yakni melalui pertanian screen house. Hal itu menurutnya bisa mendorong produksi tanpa mengenal musim.
"Cabai itu bisa panen di off season dan on season. Jadi, solusi jangka panjang adalah membangun screen house dalam kapasitas agak besar," ujar Sarwo.
Sebagai informasi, dalam panel harga pangan Bapanas per Senin (29/7/2024), harga cabai rawit merah naik menjadi Rp67.990 per kilogram (kg), sedangkan cabai merah keriting seharga Rp43.440 per kg.
Penulis: Faesal Mubarok
Editor: Fadrik Aziz Firdausi