Menuju konten utama

Harga Cabai Rawit Merah Mahal, Kementan: Akan Turun Bulan Depan

kenaikan harga cabai rawit merah disebabkan faktor kekeringan yang berakibat pada menurunnya produksi di dalam negeri.

Harga Cabai Rawit Merah Mahal, Kementan: Akan Turun Bulan Depan
Pedagang menimbang cabai rawit merah di Pasar Senen, Jakarta, Senin (10/6/2024). Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional yang diakses pukul 15.15 WIB, menjelang Idul Adha, harga rata-rata nasional cabai rawit merah melambung tinggi menjadi Rp57.900 perkilogram atau naik 8,73 persen dibanding hari sebelumnya. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/rwa.

tirto.id - Direktur Jenderal Hortikultura, Kementerian Pertanian, Prihasto Setyanto, mengatakan kenaikan harga cabai rawit merah yang saat ini terjadi disebabkan karena faktor kekeringan yang berakibat pada menurunnya produksi di dalam negeri.

"Cabai rawit merah [naik] itu karena kemarin ada kekeringan sehingga produksi agak menurun," ujar Prihasto dalam keterangannya di Kantor Kementerian Pertanian, Senin (29/7/2024).

Dia menegaskan, produksi dan harga cabai rawit merah akan kembali normal atau turun pada Agustus hingga September 2024.

"Sebentar lagi akan kembali normal, ya bulan Agustus-September ini," ungkap Prihasto.

Di sisi lain, Direktur Sayuran dan Tanaman Obat, Kementerian Pertanian, Andi Muhammad Idil Fitri, berpendapat yang sama. Dia menjelaskan, kenaikan harga cabai rawit merah disebabkan karena kekeringan di wilayah sentra produksi, khususnya di Jawa Timur.

"Memang ada kekeringan di sentra produksi terbesar cabai rawit merah Jawa Timur, hampir seluruhnya mengalami kekeringan," jelas dia dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah, Senin.

Produksi cabai rawit merah mengalami penurunan pada Juni 2024 menjadi 62.000 ton, produksi sebelumnya pada Mei 2024 mencapai 80.488 ton.

Sekretaris Utama Badan Pangan Nasional (Bapanas), Sarwo Edhy, membeberkan solusi yang perlu dilakukan untuk merespons kenaikan harga cabai rawit merah. Pertama yakni solusi melalui Kementerian Pertanian untuk membagikan benih cabai ke masyarakat.

Dari benih tersebut, dia menyoroti bahwa masyarakat bisa secara mandiri menanam cabai di lingkungan rumah, seperti di pot, pekarangan hingga teras.

Menurut dia, usulan program tersebut tidak akan sulit dilakukan sebab program menanam cabai mandiri sempat dijalankan melalui Program Pekarangan Pangan Lestari (P2L).

"Saya menyarankan kepada teman-teman pertanian (Kementerian Pertanian) untuk membagikan benih cabai ke masyarakat, agar dia menanam di pot-pot, di pekarangan, di teras, kan tidak terlalu sulit sebenarnya," tutur dia.

Kedua, solusi jangka panjang dalam merespons kenaikan harga cabai yakni melalui pertanian secara screen house. Hal ini bisa mendorong panen petani tanpa mengenal musim.

"Cabai itu bisa panen di off season dan on season, jadi tidak mengenal waktu sepanjang itu screen house, jadi solusi jangka panjang adalah membangun screen house dalam kapasitas agak besar," ungkap Sarwo.

Diketahui, dalam panel harga pangan Bapanas, Senin, 29 Juli 2024, harga cabai rawit merah naik menjadi Rp67.990 per kilogram (kg), sedangkan cabai merah keriting seharga Rp43.440 per kg.

Baca juga artikel terkait HARGA CABAI MAHAL atau tulisan lainnya dari Faesal Mubarok

tirto.id - Flash news
Reporter: Faesal Mubarok
Penulis: Faesal Mubarok
Editor: Irfan Teguh Pribadi