Menuju konten utama

Harga Beras Terus Naik, Ini Strategi Bulog Redam Kenaikannya

Harga beras terus mengalami kenaikan, berikut strategi Pemerintah melalui Bulog untuk meredam kenaikan harga di pasaran.

Harga Beras Terus Naik, Ini Strategi Bulog Redam Kenaikannya
Pekerja mengangkut karung berisi beras di Gudang Bulog Pulo Brayan, Kota Medan, Sumatera Utara, Selasa (24/1/2023). ANTARA FOTO/Yudi/Lmo/hp.

tirto.id - Harga beras pada akhir-akhir ini masih terus mengalami kenaikan. Meski begitu, pemerintah tengah menyiapkan strategi jitu demi menekan harga beras yang kenaikannya tidak terbendung. Strategi tersebut dengan menggelontorkan beras Stabilisasi Pasukan dan Harga Pangan (SPHP).

Kepala Bagian Humas Perum Bulog, Tomi Wijaya menuturkan, saat ini upaya yang dilakukan oleh pemerintah melalui Bulog sebagai operator adalah dengan menggelontorkan beras SPHP. Langkah ini telah dilakukan mulai Januari 2023.

Beras SPHP yang digelontorkan sebanyak 132 ribu ton. Penggelontoran ini bertujuan untuk menjaga ketersediaan pasokan dan stabilitas harga beras di pasar Indonesia. Serta, kemampuan daya jual beli masyarakat juga terjaga dan inflasi terkendali di seluruh wilayah Indonesia.

“Dari Pemerintah melalui Bulog sebagai operator yang menjalankan penugasan, upaya saat ini yang dilakukan adalah Bulog secara masif menggelontorkan beras SPHP. Lalu, hal ini sudah dilakukan mulai pada Januari 2023 dengan menggelontor sebanyak 132 ribu ton beras,” tutur Tomi.

“Penggelontoran ini dilakukan demi menjaga ketersediaan beras dan stabilitas harga beras di Indonesia. Sehingga, daya jual beli masyarakat terjaga dan inflasi terkendali di seluruh wilayah Indonesia,” tambah Tomi.

Beras saat ini tengah mengalami kenaikan, menurut data yang dihimpun dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS), harga beras rata-rata mencapai Rp12.900 per kilogram (kg).

Padahal sebelumnya, harga beras rata-rata dibanderol Rp12.850 per kg. Selasa (24/1/2023). Harga tersebut naik Rp50 dari hari sebelumnya. Walaupun, jika dilihat mulai 19 Januari 2023 sampai sekarang, kenaikan harga beras tercatat fluktuatif dan berkurang hanya di angka Rp50.

Tercatat harga beras paling mahal ada di Kota Banjarmasin menyentuh Rp17.550 per kg. Beras termurah ada di Kabupaten Lombok Timur di angka Rp10.000 per kg.

Sementara itu, terkait pernyataan mengenai adanya mafia beras oleh Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso. Ia menduga bahwa mafia beras telah mempermainkan harga beras di pasaran saat ini.

Budi menilai, seharusnya harga beras kategori medium dari Bulog dijual dengan harga Rp8.300 per kg ke pedagang. Tetapi berdasarkan laporan yang ia dapat, harga beras tersebut malah dijual mahal ke pedagang.

"Sebenarnya saya sudah tahu, dan saya tidak bodoh-bodoh amat. Tanda kutip ada mafia itu memang ada. Saya nanti kasih tahu," ujarnya dalam konferensi pers yang disiarkan pada Live Instagram Perum Bulog, Jumat (20/1/2023) lalu.

Bahkan, Buwas mengungkap, para mafia beras tersebut berani mengadakan rapat di dekat kantor Perum Bulog.

"Jadi jangan seperti itu lah, ini model-model apa dan hebat beraninya mengadakan pertemuan itu di dekat kantor Bulog, top banget itu!" ujarnya.

Wakil Presiden Ma’ruf Amin menegaskan, ia akan meminta kepada pihak terkait untuk menginvestigasi soal adanya mafia beras. Mafia beras ini sendiri harus di dalami persoalannya dan wajib diselidiki.

"Kalau masalah mafia harus didalami apa betul ada? Saya akan minta pihak terkait untuk menyelidiki hal itu," katanya usai Pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Pembangunan Pertanian Tahun 2023, di Ballroom Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (25/01/2023).

Kemudian, Ma’ruf Amin menilai harga beras terjadi disebabkan beberapa faktor. Salah satunya, dari krisis pangan global dan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

"Jadi dampak-dampak itu tentu akan berpengaruh. Saya kira soal mafia mungkin perlu kita teliti lebih jauh," pungkas Ma’ruf Amin.

Baca juga artikel terkait HARGA BERAS NAIK atau tulisan lainnya dari Hanif Reyhan Ghifari

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Hanif Reyhan Ghifari
Penulis: Hanif Reyhan Ghifari
Editor: Maya Saputri