tirto.id - Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengatakan lonjakan harga bawang bombai di pasaran disebabkan kendala pasokan yang berasal dari impor.
Total impor yang direalisasikan juga masih lebih rendah dari permintaan pasar dan karena itu perlu segera ditambah.
“Kita sudah keluarkan cuman baru sedikit. Jadi kita menunggu Rekomendasi Impor Produk Holtikultura (RIPH) secepat mungkin dan saat ini lagi diproses ya pengeluaran RIPH ini,” ucap Agus kepada wartawan di Kemenko Perekonomian, Rabu (11/3/2020).
Mahalnya harga bawang bombai ini sempat menjadi perhatian karena harganya naik hingga lebih dari 100 persen.
Ikatan Pedagang Pasar Tradisional (Ikappi) mengatakan, harga normal bawang bombai biasanya di kisaran Rp20 ribu per kg. Kini, di tengah kelangkaan ini harganya sampai menyentuh Rp150 ribu per kg seperti di pasar DKI Jakarta.
Bahkan ada pedagang yang menjualnya sampai Rp180-200 ribu per kg.
Agus mengatakan ia sendiri belum tahu berapa banyak bawang bombai yang akan diimpor untuk tahun 2020 ini. Ia bilang, hal itu bergantung kepada banyaknya Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) yang dikeluarkan Kementerian Pertanian.
Ia pun berharap Kementan lebih cepat mengeluarkan RIPH. Dengan demikian, Kemendag katanya dapat segera menerbitkan Persetujuan Impor (PI).
Kepada wartawan di Istana Kepresidenan, Rabu (11/3/2020), Agus mengaku sudah ada sejumlah stok bawang bombai yang masuk. Selebihnya katanya akan didatangkan secara bertahap dalam pekan ini.
"Berkaitan bawang bombai sudah dikeluarkan dan sisanya nunggu secepatnya. Yang masuk kemarin 2 ribu. Sisanya hari ini atau besok,” ucap Agus.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Hendra Friana