tirto.id - Ketua DPP Partai Hanura Inas Nasrullah Zubir menegaskan Hanura melarang kadernya untuk ikut acara Reuni Akbar Alumni (RAA) 212. Hal ini karena acara tersebut dianggap lebih berbau politis daripada keagamaan.
Inas tidak menjelaskan apakah larangan tersebut diberikan secara tertulis atau hanya imbauan lisan. Hukuman kepada yang tidak patuh terhadap larangan itu pun masih ditimbang dahulu.
"Reuni alumni 212 ditengarai merupakan kampanye terselubung pasangan capres 02, oleh karena itu, Hanura tidak akan memperkenankan kader-nya ikut-ikutan, karena kita harus konsisten terhadap pasangan capres 01," tegas Inas pada Tirto, Jumat (30/11/2018).
Lagipula Inas memang merasa acara itu tak terlalu berguna. Masalahnya, sentimen antar umat beragama Islam akan semakin terkikis karena perseteruan antar pendukung paslon.
"Ini memanfaatkan sentimen umat dalam Pilpres tentunya akan semakin mempertajam perbedaan di Indonesia, dan ini tentunya akan semakin memecah belah bangsa," katanya lagi.
Usamah mengaku bingung apa yang dituntut dari aksi kali ini. Usamah memandang Jokowi-Ma'ruf bukanlah sosok penista agama seperti halnya Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang menjadi sasaran Aksi Bela Islam 2016.
"Makin fatal menjelang 212 ini. Mendekati 212 ini terlihat gerakan masyarakat akan menunggangi reuni ini untuk gerakan kampanye," ucapnya lagi.
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Maya Saputri