tirto.id - Bali harus siap menghadapi kemungkinan terburuk pembatalan pertemuan International Monetry Fund (IMF) dan World Bank pada Oktober 2018, jika penutupan Bandara Internasional Ngurah Rai berkepanjangan akibat bencana erupsi Gunung Agung.
Hal ini disampaikan oleh gubernur Bali Made Mangku Pastika di Denpasar, Senin (27/11/2017).
"Ya tidak apa-apa, bagaimana ini 'kan alam, mau bagaimana menentang alam. Harus siap-siap untuk tidak jadi," kata Made Mangku Pastika.
Made Mangku Pastika juga menyatakan hingga saat ini belum ada kepastian jadi tidaknya IMF dan World Bank Annual Meeting 2018 digelar di Pulau Dewata, setelah terjadinya erupsi Gunung Agung.
"Karena tidak tahu berapa lama (erupsi terjadi-red). Kalau (erupsi) sebulan selesai, nggak ada alasan dong untuk menunda," ucap Made Mangku Pastika dilansir Antara.
Menurutnya, selama ini berbagai persiapan untuk penyelenggaraan kegiatan tersebut sudah matang.
"Mereka (panitia-red) pun sudah meninjau berkali-kali dan menyatakan Bali siap, kecuali airport ditutup terus sampai tahun depan. Mau datang bagaimana, berenang orang," kata Pastika bercanda.
Mantan Kapolda Bali itu pun mengingatkan bahwa sejatinya tidak ada yang pasti di depan kita, kecuali yang terjadi saat ini.
"Kepastian itu cuman saat ini, 'now and here'. Selebihnya kita tidak tahu apa yang terjadi besok, lusa, apalagi setahun lagi," ujarnya.
Sedangkan, Ketua DPRD Provinsi Bali Nyoman Adi Wiryatama mengharapkan agar jajaran Pemprov Bali sesuai dengan kapasitas masing-masing dapat turut meringankan beban masyarakat yang terdampak langsung erupsi Gunung Agung.
"Eksekutif kami harapkan juga agar segera melakukan koordinasi dengan stakeholder pariwisata, khususnya hotel-hotel yang ada di Bali, mengingat bandara sudah mulai ditutup, agar bisa dicari jalan keluarnya," kata Adi Wiryatama.
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Yulaika Ramadhani