tirto.id - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyebut bahwa suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate sudah hampir mencapai puncaknya. Saat ini, suku bunga BI masih bertengger di angka 6 persen setelah mengalami kenaikan 25 basis poin (bps) pada Desember 2018 lalu.
"Kebijakan moneter setelah naik 7 kali, sekarang suku bunga sama. Suku bunga BI memang hampir mencapai puncaknya," kata Perry di Hotel Westin, Jakarta Selatan, Kamis (28/2/2019).
Kenaikan suku bunga yang dilakukan BI, kata Perry, bertujuan untuk menjaga stabilitas fiskal dan nilai tukar rupiah menyusul kenaikan menyusul kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed, yang menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 bps di bulan yang sama.
Meski demikian, Perry juga sempat memberi sinyal suku bunga acuan alias BI 7-Day Reverse Repo Rate akan berada dalam tren stabil selama beberapa bulan ke depan.
Artinya, suku bunga acuan akan ditahan pada level 6 persen seperti hasil rapat dewan gubernur (RDG) BI yang diumumkan pada Kamis pekan lalu. Kebijakan ini ditempuh untuk daya tarik aset keuangan domestik, baik secara rate maupun suku bunga secara nominal.
Selain itu, Perry juga memastikan bank sentral akan tetap menjaga pasokan likuiditas di pasar keuangan. Sejak Desember tahun lalu, BI juga telah memberikan suntikan likuiditas agar perbankan tak perlu menaikkan suku bunga instrumen funding.
"Kami sampaikan pada Desember kemarin kita tambah, injeksi likuiditas Rp 120 triliun dan Januari ditambah Rp 75 triliun, bulan ini juga ditambah. Jadi kami ingin pastikan bahwa likuiditas lebih dari cukup," tutur Perry.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Alexander Haryanto