Menuju konten utama

Gubernur BI Perkirakan Kenaikan Harga BBM Non-Subsidi Picu Inflasi

Berdasarkan Survei Pemantauan Harga BI hingga pekan ketiga Februari 2018, inflasi bulanan di Februari ini sebesar 0,19 persen.

Gubernur BI Perkirakan Kenaikan Harga BBM Non-Subsidi Picu Inflasi
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo bersama Deputi Gubernur Sugeng, Mirza Adityaswara, Perry Warjiyo, Rosmaya Hadi, Erwin Rijanto berfoto bersiap menyampaikan hasil Rapat Dewan Gubernur (RGD) Bank Indonesia di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (15/2/2018). ANTARA FOTO/Galih Pradipta

tirto.id - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo memperkirakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non-subsidi di Februari 2018 ini akan mengerek inflasi secara langsung.

"Dalam rapat Februari kami sudah melihat potensi dan melihat tekanan kalau seandainya nilai tukar melemah dan berdampak pada imported inflation. Tetapi secara umum inflasi masih sesuai target yaitu 3,5 plus minus satu persen," kata Agus di sela Konferensi Tingkat Tinggi BI-IMF "New Growth Models in a Changing Global Landscape" di Jakarta, Selasa (27/2/2018).

Berdasarkan Survei Pemantauan Harga BI hingga pekan ketiga Februari 2018, inflasi bulanan di Februari ini sebesar 0,19 persen dan secara tahun ke tahun sebesar 3,25 persen (yoy). Namun perkiraan inflasi tersebut belum merekam dampak dari kenaikan harga BBM non-subsidi.

"Kami tahu ada risiko inflasi dengan harga minyak dunia yang meningkat. Kalau kami dengar yang terakhir sudah disesuaikan tentu ada dampak inflasi," ujar dia.

Bank sentral memperkirakan harga minyak dunia tahun ini akan berada di kisaran 60 dolar AS per barel. Perkiraan itu meningkat dari proyeksi BI sebelumnya yang sebesar 52 dolar AS per barel.

PT Pertamina (Persero) menetapkan harga baru jenis bahan bakar minyak umum atau bahan bakar minyak non-penugasan yang berlaku mulai pada Sabtu, 24 Februari 2018 pukul 00.00 waktu setempat.

Untuk jenis BBM Pertamax per liternya di wilayah Jakarta naik dari Rp8.600 menjadi Rp 8.900. Sementara Pertamax Turbo naik dari Rp9.600 menjadi Rp10.100.

Kemudian, untuk daftar harga Pertamina Dex dalam tabel resmi, naik dari sebelumnya Rp9.250 per liter menjadi Rp 10.000. Sedangkan untuk Dexlite naik dari sebelumnya RP 7.500 menjadi Rp 8.100.

Berdasarkan data tabel di situs Pertamina, untuk BBM jenis Pertalite, harga tertinggi ada di tiga provinsi yaitu Riau, Kepulauan Riau dan Batam dengan nilai Rp8.000 per liternya.

Sementara itu, jenis Pertamax di Provinsi Papua Barat mencatatkan harga tertinggi yaitu sebesar Rp11.550. Kemudian untuk solar non-subsidi harga tertinggi ada di provinsi Papua dengan nilai sebesar Rp9.100.

Kenaikan terjadi tidak hanya di Jakarta, namun juga di beberapa daerah lainnya. Misalnya, untuk wilayah Sumatera, harga Pertamax mayoritas naik sebesar Rp100, untuk per liternya.

Baca juga artikel terkait KENAIKAN HARGA BBM

tirto.id - Ekonomi
Sumber: antara
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari