Menuju konten utama

Grab Indonesia Tegaskan Tak akan Penuhi Tuntutan Garda

Grab Indonesia mengklaim telah berupaya meningkatkan pendapatan mitranya.

Managing Director Grab Indonesia, Ridzki Kramadibrata. tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata menegaskan tidak akan memenuhi tuntutan sejumlah mitra yang meminta kenaikan tarif per kilometer. Menurut Ridzki, permintaan itu hanya berpotensi menambah beban bagi konsumen dan juga mitra sendiri.

“Ini hasil komunikasi dengan para mitra. Mereka sadar peningkatan tarif secara drastis akan membahayakan kelangsungan dari pendapatan pengemudi,” ucap Ridzki di Hotel Aryaduta, Jakarta pada Selasa (7/8/2018).

Ridzki menilai, lonjakan tarif dapat menyebabkan konsumen membandingkan ojek dengan moda transportasi lainnya. Ridzki lantas mengatakan apabila Grab Indonesia memenuhi tuntutan kenaikan tarif hingga di kisaran Rp3.000 hingga Rp4.000 per kilometer, maka konsumen akan memilih untuk menggunakan taksi.

Adapun Ridzki menyebutkan bahwa Grab Indonesia telah berupaya meningkatkan pendapatan mitranya. Salah satunya terkait perubahan tarif yang telah dilakukan sejak Mei 2018. Perubahan itu meliputi tarif per kilometer yang naik menjadi Rp2.300 per kilometer, argo minimum sebesar Rp7.000 serta rata-rata tarif per kilometer yang sudah lebih di atas Rp2.000.

Ridzki membantah apabila kenaikan tarif itu terkait dengan tuntutan dari Presidium Gerakan Aksi Roda Dua (Garda) Indonesia yang sedang gencar disuarakan.

Sampai dengan saat ini, proses mediasi antara Garda dengan perusahaan aplikasi, termasuk Grab Indonesia, masih belum menemukan titik terang. Garda pun mengindikasikan bakal tetap melangsungkan demo saat perhelatan Asian Games 2018 pada pertengahan bulan ini.

Saat disinggung mengenai dampak dari tuntutan Garda tersebut terhadap keberlangsungan bisnis Grab Indonesia, Ridzki menyebutkan efeknya tidak terlalu signifikan. Bahkan terkait dengan perubahan tarif yang dilakukan perusahaan, Ridzki mengaku telah membicarakannya dengan para mitra di luar Garda.

“Tidak ada dampak, tapi memang suaranya keras dan topiknya menarik. Contohnya seperti penyebutan Asian Games dan penentuan [tuntutan] tarif Rp3.000,” ucap Ridzki.

Menurut Ridzki, lonjakan tarif hingga di kisaran Rp3.000-Rp4.000 itu memang menggiurkan. Namun Ridzki menyebutkan adanya pertimbangan terkait kesediaan pengguna Grab Indonesia apabila tarif menjadi lebih mahal. Untuk itu, Ridzki menekankan bahwa perusahaan lebih berfokus pada peningkatan pendapatan, sementara tarif hanyalah merupakan salah satu elemen.

Saat disinggung mengenai perbandingan antara tarif Grab di Indonesia dengan sejumlah negara di Asia Tenggara lain, Ridzki enggan menjelaskannya. Akan tetapi, ia mengatakan bahwa tarif itu dipengaruhi sejumlah faktor, seperti tingkat PDB suatu negara maupun inflasinya.

Masih dalam kesempatan yang sama, Direktur Angkutan dan Multi Moda Kementerian Perhubungan, Ahmad Yani, mengklaim pemerintah masih terus berkomunikasi dengan Garda guna mencari solusi. Kendati demikian, ia tidak bisa menjamin ihwal rencana demo saat Asian Games tersebut.

“Kalau jaminan ya enggak ada. Kita enggak bisa jamin, karena orang mau demo kan enggak bisa dilarang. Tapi kami tetap komunikasikan bahwa ini event penting,” kata Yani.

Baca juga artikel terkait GRAB INDONESIA atau tulisan lainnya dari Damianus Andreas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Damianus Andreas
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Alexander Haryanto