tirto.id - GP Ansor dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama memprotes pernyataan Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia Osamah Muhammad Al Shuaibi karena menyebut ormas yang membakar bendera berkalimat tauhid sebagai ormas sesat. PBNU bahkan meminta Osamah ditarik oleh Arab Saudi dan digantikan orang lain.
Namun, seperti kata dosen Universitas Padjajaran Teuku Rezasyah, permintaan itu tak mudah dilakukan.
Setidaknya perlu ada dua tahap yang dilakukan. Pertama memanggil Osamah untuk dimintai klarifikasi dan penjelasan. Kedua, menyurati Kemenlu Arab Saudi. Penjelasan kepada Osamah dan Kemenlu Arab Saudi biasanya berisikan alasan ketidaknyamanan Indonesia atas pernyataan atau tindakan Dubes terkait.
"Nanti pemerintahan Arab Saudi akan menimbang sendiri dan sadar apa perlu mengganti Dubesnya atau tidak," kata Teuku kepada reporter Tirto, Selasa (4/12/2018).
Keputusan untuk tak mengganti Dubes biasanya terjadi jika Dubes akhirnya meminta maaf. Urusan pun acap selesai sampai sini.
Kalaupun misalnya diusir begitu saja, maka pengaruh negatifnya akan terasa sendiri oleh Indonesia. Inilah pertimbangan ketika pada 2017 lalu muncul desakan agar Dubes Myanmar diusir. Langkah ini dianggap tak masuk akal karena membuat Indonesia tak bisa membantu Rohingya.
Maka menurut Teuku, yang paling mungkin dilakukan saat ini adalah "tidak menganggap Dubes Saudi itu ada."
"Dia tidak diundang acara kenegaraan dan lainnya, nanti dia akan diganti sendiri," jelas Teuku.
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Rio Apinino