tirto.id - Webmaster Outreach Strategist, Google Asia Pacific, Aldrich Christopher mengatakan pembuatan konten dalam suatu situs sebaiknya menyesuaikan dengan apa yang mungkin dicari penggunannya.
Menurutnya hal ini akan sangat memengaruhi cara kerja pencarian komputer (algoritme) dalam memilah mana situs yang sebaiknya dimunculkan kepada pengguna saat mesin pencari (SEO) menerima kata kunci.
Melalui pernyataan itu, Aldrich pun meluruskan adanya anggapan bahwa bila situs ingin masuk dalam jangkauan SEO seolah harus menyesuaikan dengan algoritmenya.
Sebaliknya, Aldrich menyarankan pemilik situs tidak terjebak dengan anggapan itu lantaran algorime SEO kata Aldrich justru menyesuaikan dengan preferensi pencarian pengguna.
"Konten harus dibuat untuk user karena perubahan algoritma Google menyesuaikan dengan user. Jadi buatlah situs untuk pengguna (internet) bukan untuk Google," ucap Aldrich dalam acara SEO Con pada Rabu (13/3/2019).
Menurut data Google, selama tahun 2017 terdapat perubahan 2.453 algoritme dalam SEO perusahaan itu.
Bila mengacu pada data ini Aldrich pun menegaskan bahwa pemilik website tak perlu terpaku menyesuaikan websitenya dengan algoritme lantaran perubahannya tidak menentu dan sulit ditebak.
Bila terlalu bergantung pada algoritme ia menuturkan pemilik website bisa saja tidak mendapatkan traffic seperti yang diharapkan.
Ia menambahkan, kalau pun ada kunjungan website, ia ragu bila pengguna mau bertahan dan menjelajahi website itu.
"Kalau difokuskan semua performa situs untuk user, traffic akan masuk dengan sendirinya. Lalu orang juga akan baca konten-konten di situs." ucap Aldrich.
"Apakah penulis artikel update dan memberikan perspektif unik. Apakah itu orisinil atau itu duplicate otomatis. Ini bisa berpengaruh, " tambah Aldrich.
Selain berfokus pada konten, Aldric menyarankan pemilik website juga membuat situsnya memiliki kecepatan dan keamanan yang baik.
Menurut Aldrich keduanya memengaruhi bagaimana SEO akan mengurutkan situs itu di hasil pencarian.
Beberapa tips yang ia bagikan mencangkup perlunya mewaspadai resolusi dan ukuran gambar yang bisa menjadi sebab lambatnya pemuatan website.
Di sisi lain, ia menyarankan juga agar pemilik website menggunakan mode sertifikasi https ketimbang http pada situsnya. Sebab hal itu berkaitan dengan rentan tidaknya situs diretas.
"53 persen pengguna akan keluar dari situs yang perlu lebih dari tiga detik untuk dimuat," ucap Aldrich.
Aldrich menambahkan, yang tidak kalah penting menurutnya pemilik website sebaiknya membuat situsnya ramah bagi penggunaan di telepon genggam (mobile) ketimbang hanya dirancang bagi komputer (desktop).
Hal ini katanya turut memengaruhi pemeringkatan di SEO lantaran Google sendiri sudah mulai memprioritaskan situs yang dapat dimuat dengan baik dalam versi mobile.
Selain itu, bagi pengembangan website ke depannya, seseorang juga dapat memanfaatkan informasi yang terdapat dalam g.co/webmasterID.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Nur Hidayah Perwitasari