tirto.id - Nama Gofar Hilman kembali memenuhi jagat maya Twitter sejak 11 Februari 2022 hingga hari ini, Senin (14/2/2022). Banyak akun Twitter yang masih membicarakan kasus yang melibatkan mantan penyiar radio Hard Rock FM ini.
Kasus Gofar Hilman berawal dari unggahan Hafsyarina Sufa Rebowo (Syerin) melalui akun @quweenjojo pada Juni 2021. Ia menceritakan ulang kisah kekerasan seksual yang dilakukan Gofar Hilman kepadanya. Dalam thread-nya, Syerin menyatakan kekerasan seksual yang diduga dilakukan Gofar sudah terjadi beberapa tahun yang lalu.
Korban mengatakan ia mengalami kekerasan seksual dalam sebuah acara di kelab malam yang dihadiri Gofar Hilman. Menurut korban, Gofar dalam keadaan mabuk saat kejadian. Korban pun meminta tolong pada saksi yang melihat kejadian untuk membantunya membuat laporan terhadap Gofar Hilman.
Tak lama setelah Syerin speak up, mulai bermunculan penyintas-penyintas lain yang mengaku mendapat kekerasan seksual dari Gofar. Atas kejadian ini, LBH APIK Jakarta bersama SAFE net membuka aduan bagi para penyintas yang pernah menjadi korban Gofar.
Selang beberapa bulan kemudian, tiba-tiba muncul video permintaan maaf dari Syerin kepada Gofar Hilman. Permintaan maaf itu diunggah Syerin di akun Twitter yang sama, @quweenjojo pada 11 Februari 2022. Berikut ini pernyataan lengkapnya:
"Saya, Hafsyarina Sufa Rebowo atau Syerin ingin meminta maaf kepada Gofar Hilman, keluarga besar Gofar Hilman, dan masyarakat luas atas unggahan saya tanggal 8 juni 2021 di akun Twitter @quweenjojo, yang menuduh Abdul Gofar Hilman telah melakukan pelecehan seksual terhadap saya
itu adalah tuduhan yang tidak benar, dibuat berdasarkan delusi dan imajinasi saya. Kejadian pelecehan itu sebenarnya tidak ada.
Pada 19 Agustus 2018 pun saya minum dan berada di bawah pengaruh alkohol. Jadi pelecehan seksual Gofar itu sejujurnya nggak terjadi. Sejujurnya, ada rasa gelisah beberapa waktu setelah saya membuat tweet itu dan ingin meminta maaf ke Gofar Hilman karena sudah terlanjur
mencemarkan namanya, namun di sisi lain ada rasa takut dan bingung. Saya pun tidak mengira bahwa reaksi publik sebesar itu atas tweet yang pernah saya buat.
Untuk itu, saya, dan juga kedua orang tua saya, memohon pintu maaf yang sebesar-besarnya kepada Gofar dan keluarga, juga seluruh pihak yang merasa dirugikan atas kesalahan yang pernah saya perbuat. Saya sudah belajar banyak dari kekeliruan ini."
Pada hari yang sama, pihak Gofar Hilman melalui akun Twitter @pergijauh, memberikan klarifikasi menyangkut kasus kekerasan seksual yang melibatkan dirinya. Dalam pernyataan tersebut, Gofar menyebut, ia sudah melakukan mediasi dengan Syerin dan pertemuan "berjalan dengan lancar".
9 bulan gue berusaha mencari titik terang atas tuduhan pelecehan seksual yang mengatasnamakan gue pada 8 juni 2021, dari menghubungi pihak terkait dan pendampingnya, serta menempuh cara formal lain tapi tidak juga ada titik terang
Alhamdulillah akhirnya gue bertemu dengan Syerin alias @quweenjojo untuk yang pertama kalinya melalui proses mediasi yang dibantu oleh pihak kepolisian kemarin (10/02)
Pada saat mediasi baik gue dan yang bersangkutan memaparkan kronologi kejadian di depan pihak kepolisian. Alhamdulilah, proses mediasi berjalan dengan lancar dan tidak ada perdebatan antara kedua belah pihak
Bahkan, sebelum gue memaparkan bukti apapun atau memberikan pembelaan, yang bersangkutan pun secara sadar dan tanpa paksaan langsung mengakui bahwa cuitan yang dia tuliskan di Twitter pada tanggal 8 juni 2021 Tidak Benar di depan gue dan pihak berwajib
Yang bersangkutan menjelaskan jika tindakannya pada saat itu bersifat delusional."
Gofar Hilman Trending di Media Sosial
Nama Gofar dan Syerin kemudian menjadi trending di media sosial. Muncul perdebatan pro dan kontra soal kasus ini. Dukungan diberikan pada Gofar karena dianggap sudah mengalami banyak kerugian. Namun, tak sedikit pula yang memberikan dukungan pada Syerin.
Warganet mencurigai video permintaan maaf Syerin dibuat di bawah tekanan. Syerin mencabut surat kuasa hukum dari LBH APIK, sehingga LBH APIK tidak bisa mendampingi Syerin saat melakukan mediasi dengan Gofar Hilman.
"Pada 10 Februari 2022, LBH APIK Jakarta menerima permohonan pencabutan kuasa hukum dari salah satu korban yang kami dampingi. Kami menghargai permohonan dan keputusannya terlepas dari apapun alasan yang dimiliki korban saat itu dan tindakan yang diambil setelahnya," demikian pernyataan LBH APIK.
Sampai saat ini, perdebatan mengenai kasus Gofar dan Syerin masih terjadi di kalangan warganet di media sosial. LBH APIK juga masih terus melanjutkan pendampingan pada para saksi dan korban lain yang melaporkan aduan terkait Gofar Hilman.
"Kami masih berjalan bersama dengan korban dan saksi lainnya. Mohon dukungan dari masyarakat untuk tetap berpihak pada korban," demikian pernyataan LBH APIK.
Editor: Iswara N Raditya