tirto.id - Pada pekan ketiga November 2018, perhatian publik tertuju pada kabar keretakan rumah tangga dari pasangan selebritas Gading Marten dan Gisella Anastasia. Selama 5 tahun pernikahan, mereka selalu menunjukkan keintiman keluarga. Akun Instagram @gadiiing dan @gisel_la pada 26 November 2018 pun masih menggunakan foto keluarga kecil mereka sebagai foto profil.
Kabar gugatan perceraian ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pun tak ditampik keduanya. Pada 21 November 2018, Gisel mengunggah foto permohonan maaf di akun Instagram dan meminta doa untuk mereka bertiga, serta kebesaran hati warganet agar tak menyebarkan berita bohong. Begitu juga Gading yang mengunggah foto disertai keterangan hampir serupa dengan Gisel.
Beragam komentar tentang kabar itu membanjiri lini masa. Penggemar menyayangkan keputusan mereka berpisah. Bahkan di Twitter, #SaveGempi sempat menjadi tagar terpopuler.
Mengapa Perceraian Artis Membikin Fans Sedih?
Patah hati massal penggemar atas perpisahan selebritas bukan kali ini saja terjadi. Lydia Kandou dan Jamal Mirdad dianggap sebagai pasangan harmonis. Ketika mereka berpisah pada 2013, ada bagian khalayak yang terkejut dan "turut patah hati".
Dari lingkup Hollywood, perceraian Angelina Jolie dan Brad Pitt juga pernah menghebohkan dunia. Selain karena mereka sering menunjukkan kemesraan, dua pesohor itu juga dikenal karena keterlibatan mereka dalam berbagai aktivitas sosial. Jolie dan Pitt dikenal memiliki 6 orang anak, 3 orang anak biologis dan 3 orang anak angkat. Mereka adalah "relationship goal"; punya citra sebagai pasangan yang ideal.
Fenomena patah hati tersebut tak lepas dari pengaruh media. Brian H. Spitzberg dan William R. Cupach dalam tulisan berjudul “Fanning the Flames of Fandom: Celebrity Worship, Parasocial Interaction, and Stalking” (2008) menuliskan pengaruh media terhadap keterikatan penggemar.
Dalam artikel itu, Cupach memaparkan tentang interaksi parasosial. Interaksi ini telah berkembang sejak pertengahan abad 20, saat televisi mulai populer.
Dalam interaksi parasosial, media (media massa maupun media sosial) akan membentuk ikatan antara selebritas dan fans menggunakan sebuah interaksi yang menjadikan orang tertarik untuk membicarakan selebritas. Fans juga terlibat dalam interaksi imajiner dengan selebritas.
Hal itu pula yang menyebabkan media hiburan laku. Dilansir ABC News, majalah hiburan mampu menarik 100 juta pembaca setiap minggunya. Dalam artikel berjudul “Celebrity Media Spinning Out of Control” tersebut, sebuah acara hiburan Entertainment Tonight menyebut bahwa pertunjukan ini mampu meraup lebih dari 100 juta USD per tahun.
Hubungan Parasosial
Janabeth Ward dalam penelitian berjudul “A Content Analysis of Celebrity Instagram Parasocial Interaction” menyampaikan bahwa mengikat penggemar dengan berbagi kehangatan melalui media sosial lama-kelamaan akan melahirkan hubungan parasosial. Umumnya, interaksi ini terjadi pada selebritas yang memiliki jumlah penggemar besar.
Interaksi ini terbangun dalam akun media sosial keluarga Gading Marten. Akun Instagram menampilkan foto mereka tidak dalam kegiatan keartisannya, tetapi juga keseharian mereka sebagai pribadi: ibu, ayah, istri, suami. Lengkap dengan kehangatan mereka bersama sang buah hati: Gempi.
Interaksi imajiner yang dibangun oleh mereka pun tak sebatas di Instagram. Melalui Youtube Keluarga Marten, keduanya kerap berbagi kehangatan dalam bentuk video, termasuk unggahan terakhir mereka tanggal 9 November 2018 berjudul “Olahraga Bareng! Gempi yang Jadi Coachnya”. Unggahan-unggahan ini yang memungkinkan warganet merespons secara emosional saat kabar gugatan perceraian itu mencuat.
Pada tulisan “A Content Analysis of Celebrity Instagram Parasocial Interaction”, tertulis bahwa unggahan-unggahan selebritas menjadikan penggemar merasa bahwa mereka merupakan bagian dari kehidupan sang idola. Ward menjelaskan bahwa Instagram merupakan media untuk melakukan interaksi lebih dari biasanya.
Media sosial memiliki dampak yang luar biasa bagi selebritas. Kekuatan yang dibangun di media sosial itu tak lepas dari perhatian mereka. Tak heran bila kabar perpisahan Gading dan Gisel menjadi perhatian khalayak, apalagi mereka memiliki basis penggemar yang sangat besar.
Hingga 26 November 2018, akun Instagram Gisel diikuti oleh 17,7 juta orang, sedangkan Gading memiliki 9,6 juta pengikut. Jumlah foto yang mereka unggah di masing-masing akun pun lebih dari 5.000.
Dalam penelitian yang dilakukan Ward, Taylor Swift merupakan salah satu bintang yang memiliki pengikut terbanyak di Instagram pada 2015. Swift tak hanya menggunakan akun media sosialnya untuk urusan karier, tetapi juga urusan personal. Interaksi parasosialnya juga tertinggi.
Apa yang menjadi indikator adanya interaksi parasosial? Menurut Ward, sebuah komentar dianggap parasosial ketika komentator me-mention si seleb secara langsung atau jika komentar itu memanggil si seleb dengan cara yang personal. Hal itu dilakukan meski si seleb tidak menjawab komentar-komentar itu. Pendeknya, interaksi itu seperti bertepuk sebelah tangan.
Anda bisa melihat ragam interaksi parasosial ini pada akun Instagram Gading dan Gisel. Salah seorang komentator pada akun Gisel, misalnya, menulis: "Maaf ya kak, apa mungkin [menggugat cerai] karena kakak ngerasa kalau kakak lepas dari Kak Gading bisa mendapatkan yang lebih baik...?"
Tentu saja, komentar yang disertai mention terhadap akun Gisella itu tak berbalas.
Editor: Maulida Sri Handayani