Menuju konten utama

Gim Harry Potter: Wizards Unite, Bawa Dunia Sihir Jadi Nyata

Niantic merilis video game Harry Potter: Wizards Unite.

Gim Harry Potter: Wizards Unite, Bawa Dunia Sihir Jadi Nyata
Harry Potter: Wizards Unite. FOTO/Harry Potter: Wizards Unite

tirto.id - Obliviate!

Sebelum pertarungan dengan Voldemort berlangsung, Hermione Granger mengucapkan mantra itu untuk melindungi orang-orang yang disayanginya dengan membuat seseorang yang ditarget kehilangan sebagian ingatan.

Mantra itu memengaruhi ayah dan ibunya, membuat segala ingatan mereka tentang Hermione Granger luruh. Di lain sisi, penggemar Harry Potter tak kehilangan ingatan akan sosok yang diperankan Emma Watson itu ataupun keseluruhan ingatan seri Harry Potter yang berakhir pada 2007 (untuk versi novel) dan 2011 (untuk versi film).

Melalui seri lanjutannya berjudul Fantastic Beasts, penggemar Harry Potter dipacu untuk selalu ingat kisah magis ini. Lewat pengembang bernama Niantic beserta WB Games San Francisco, Harry Potter seakan dipatri kuat diingatan penggemarnya melalui video game berjudul Harry Potter: Wizards Unite.

Harry Potter: Wizards Unite kali pertama diumumkan kemunculannya pada November 2017. Lantas, pada April 2019, gim meluncur dalam versi Beta. Dan baru pada Juni 2019 gim benar-benar resmi dirilis. Ia bisa dimainkan melalui ponsel berbasis Android juga iOS.

Sebagaimana dilansir Techcrunch, Niantic dan WB Games San Francisco merilis video game berjudul Harry Potter: Wizards Unite. Ini merupakan gim location-based augmented reality (mirip seperti Pokemon GO) yang terinspirasi kisah fantasi Harry Potter karangan J. K. Rowling. Ceritanya, seperti dilansir Techradar, adalah tentang dunia sihir yang menghadapi krisis eksistensial; membuat dunia “avada kedavra” masuk ke dunia manusia atau muggle.

Dunia sihir dan manusia tak bisa bersatu. Maka, The Ministry of Magic alias Kementerian Sihir meminta penyihir atau pemain video game untuk bergabung dalam upaya menemukan benda-benda magis, menghilangkan sihir pengganggu, dan mengembalikan keseimbangan dunia sihir-manusia.

Dalam game ini ada beberapa fitur yang ditawarkan, misalnya Portkeys yang memungkinkan pemain menjelajah kota-kota dalam dunia sihir, spell casting yang memungkinkan pemain mengucap mantra-mantra dalam Harry Potter, serta real world exploration.

Marigold, anggota tim design and engineering, menyebut bahwa gim ini ialah perwujudan nyata dari yang dibayangkan setiap orang ketika membaca novel Harry Potter. “Bayangkanlah, karakter-karakter dalam Harry Potter muncul dan hidup disekitarmu,” Marigold menjelaskan. “Ya, kamu dapat menjangkau dan menyentuhnya."

Mengapa gim Harry Potter: Wizards Unite bisa melakukannya? Tak lain jawabannya ialah teknologi bernama augmented reality dan virtual reality.

Dunia Virtual dalam (Pundi-Pundi) Dunia Nyata

Novel karya L. Frank Baum, The Master Key: An Electrical Fairy Tale yang dipublikasikan pada 1901, punya kisah menakjubkan soal The Wizard of Oz. Demon, salah satu karakter dalam kisah itu, mengungkap suatu bentuk baru kacamata bernama Character Marker.

“...Saat kamu memakainya, setiap orang yang kamu temui akan ditandai di dahi mereka dengan huruf yang merepresentasikan karakternya. Yang baik akan ditandai huruf ‘G’, yang jahat ditandai huruf ‘E’, yang bijak ditandai huruf ‘W’, dan yang bodoh ditandai huruf ‘F’."

Seratus tahun berlalu sejak “Character Marker”, gagasannya itu mewujud dalam teknologi bernama augmented reality, teknologi yang melapisi lingkungan nyata dengan realitas tambahan yang dibuat melalui suatu proses komputer.

Dalam “Augmented Reality: Technologies, Applications, and Limitations” (2016) yang ditulis D.W.F. van Krevelen, pengembangan augmented reality mulai mengemuka pada dekade 1960-an. Ketika itu, mahasiswa Harvard University bernama Ivan Sutherland mengembangkan cara bagaimana menampilkan gravis HMD2 pada bentuk 3D.

Lalu, pengembangannya berlanjut dan pada dekade 1990-an. Ilmuwan Boeing Corporation bernama Caudell mematri frasa “augmented reality.” Baru pada 2001, melalui simposium berjudul “International Symposium on Mixed and Augmented Reality,” teknologi ini hadir di tengah masyarakat.

Secara sederhana, augmented reality ialah “reality-based interface,” alias antar-muka berbasis dunia nyata. Augmented reality menyelimuti dunia nyata dengan grafis komputer dan memungkinkan manusia berinteraksi dengan mesin—dengan berbagai pengaplikasiannya—secara virtual.

Untuk menyajikan augmented reality, dalam “Recent Advances in Augmented Reality”, paper yang ditulis Ronald Azuma pada 2001, diperlukan perangkat khusus untuk menjalankannya, misalnya head-worn display, handheld display, dan projection display.

Beruntunglah kini, dengan kemunculan ponsel pintar yang memiliki fitur kamera nan canggih dan semakin presisinya Global Positioning System (GPS), augmented reality memasyarakat. Salah satunya dihadirkan melalui video game bernama Pokemon GO, yang sama-sama dikembangkan Niantic, yang memungkinkan pemain menangkap dan bermain-main dengan monster Pokemon hanya memanfaatkan ponsel.

Pokemon GO terhitung sebagai video game yang sukses. Menurut data yang diungkap Statista, pada 2016, Pokemon GO memperoleh pendapatan sebesar $86 juta. Setahun berlalu, pendapatannya meningkat hampir tiga kali lipat menjadi $256 juta. Tahun lalu, Pokemon GO mendulang uang sebesar $396 juta.

Infografik Harry Potter Wizard Unite

Infografik Harry Potter Wizard Unite. tirto.id/Nadya

Keuntungan Pokemon GO itu jelas mengesankan dan Harry Potter ingin menggapainya. Ini, kemungkinan, tak sulit dilakukan. Data Statista lain menyebut waralaba Harry Potter punya keunggulan sama. Hingga 2018, telah terjual lebih dari 500 juta eksemplar novel Harry Potter di seluruh dunia, mendulang uang hingga $7,7 miliar. Lalu, versi Hollywood serial ini memperoleh tambahan uang hingga $8,5 miliar.

Secara total, ditambah penjualan DVD dan memorabilia, dunia Harry Potter mendulang duit lebih dari $25 miliar. Angkanya lebih besar daripada seri Avengers dari Marvel yang hanya memperoleh uang sekitar $17,5 miliar.

Dengan kemunculan Harry Potter: Wizards Unite dan kisah-kisah baru Harry Potter dalam Fantastic Beasts, sukar memang untuk meng-obliviate fantasi ini dalam ingatan sebagian masyarakat dunia saat ini.

Baca juga artikel terkait HARRY POTTER atau tulisan lainnya dari Ahmad Zaenudin

tirto.id - Teknologi
Penulis: Ahmad Zaenudin
Editor: Maulida Sri Handayani