tirto.id - Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, mengingatkan kepada semua kepala daerah bahwa tidak ada program selain program presiden dalam masa kerja lima tahun mendatang. Oleh karena itu, setiap pekerjaan baik pemerintah pusat maupun daerah harus sinkron satu sama lain.
"Beliau membuka arahannya dengan kata-kata yang sangat tegas, jelas 'tidak ada program selain program presiden'" kata Wakil Menteri Dalam Negeri, Bima Arya Sugiarto, mengulang perkataan Gibran, usai memberikan materi retret pembekalan kepala daerah di Kompleks Akademi Militer (Akmil), Magelang, Jawa Tengah, Rabu (26/2/2025).
Gibran, kata Bima, juga meminta agar pada saat Presiden Prabowo Subianto, menjadi pembicara di penutupan retret, seluruh kepala daerah sudah harus hadir dan bersiap menerima materi pembelajaran. Dia mengingatkan arahan presiden akan menjadi petunjuk bagi proses berjalannya kebijakan pemerintah ke depan.
"Jadi, beliau [Gibran] sampaikan tadi, titip untuk mengawal program presiden, beliau sampaikan jangan ada yang absen ketika arahan presiden. Semua diminta hadir ketika arahan presiden dan betul-betul menitipkan agar semua mengawal Asta Cita," ucap Bima.
Gibran menegaskan pemerintah daerah juga harus ikut menyukseskan Asta Cita program Presiden Prabowo. Salah satunya, dukungan terhadap jalannya makan bergizi gratis dan diminta untuk menyiapkan segala bahan pokok demi terselenggaranya program tersebut.
"Yang kedua, beliau langsung bicara sangat detail sekali di turunan Asta Cita dalam hal satu, makan bergizi gratis. Para kepala daerah diminta menyukseskan dalam hal menyiapkan supply chain-nya," tukas Bima.
Dia meminta kepada para kepala daerah untuk tidak pergi keluar negeri demi belajar terkait pemerintahan daerah. Sebab, sebaik-baiknya pengetahuan adalah berbagi dengan kepala daerah lainnya yang lebih berpengalaman.
"Kemudian juga ada hal yang menarik, beliau sampaikan, Bapak Ibu Kepala Daerah tidak usah keluar negeri untuk belajar, karena best practices, praktek-praktek terbaik itu semua ada di sini. [Dan] itulah gunanya retret," pungkas Bima.
Penulis: Irfan Amin
Editor: Fransiskus Adryanto Pratama