tirto.id - Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad menantikan akhir kisah Sandiaga Uno yang terus didekati oleh PPP untuk menjadi capres di Pilpres 2024. Terakhir, Sandiaga diminta untuk menjadi capres oleh DPW PPP Gorontalo pada Minggu (19/3/2023).
"Ya namanya juga orang sedang berbalas pantun, pantunnya pasti dicocok-cocokin supaya suasananya meriah. Kita enggak usah serius-serius amat lah nanggapi itu. Nanti kita lihat saja gimana nanti endingnya," ujar Dasco saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, pada Senin (20/3/2023).
Dasco mengakui bila sejumlah partai termasuk PPP menarik Sandiaga Uno agar keluar dari Gerindra. Hal itu mengingat kebijakan internal Gerindra yang hanya mencalonkan satu capres yaitu Prabowo Subianto.
"Kalau dari pihak internal, saya rasa enggak ada. Tapi kalau dari eksternal kan memang ya. Namanya juga dinamika yang ada kan dari beberapa waktu yang lalu kan memang Pak Sandi ya ditarik-tarik lah, untuk kemudian masuk di satu partai politik tertentu," jelasnya.
Oleh karenanya, bila Sandiaga Uno memang menghendaki maju menjadi capres. Maka Dasco mempersilahkannya untuk maju melalui partai politik lain. Termasuk PPP yang sudah membentangkan karpet merah bagi Sandiaga Uno.
"Kalau ada yang mau kemudian pindah ke tempat lain, ya kita juga tidak ada. Sesuai dengan ketentuan dan mekanisme, enggak ada kita halang-halangi juga," jelasnya.
Di sisi lain, Wakil Ketua Umum PPP Arsul Sani mengungkapkan bahwa pihaknya masih menghormati kedaulatan Gerindra selaku partai politik dengan segala aturan dan mekanisme internal. Arsul menjelaskan bahwa dukungan itu masih di level DPW dan belum dimusyawarahkan di DPP PPP.
"Kami belum memusyawarahkannya. Karena kami membuka pintu semua nama yang mau dicalonkan oleh akar rumput PPP. Kami juga menyadari suara kami terlampau kecil dan kalau kami tidak terbuka maka kami akan terancam di Pemilu 2024," ungkapnya.
Arsul mengaku sudah melapor ke Dasco perihal pencalonan Sandiaga Uno. Dia menyebut Dasco memberi respons positif dalam artian pencalonan Sandiaga Uno hanya dinamika politik biasa dan tak perlu dirisaukan.
"Itu dinamika politik biasa," pungkas Arsul.
Penulis: Irfan Amin
Editor: Fahreza Rizky