tirto.id - Seluruh masyarakat Indonesia, bisa menyaksikan fenomena alam Gerhana Bulan Total pada 28 Juli 2018 mendatang.
Gerhana Bulan Total ini merupakan anggota ke-38 dari 71 anggota pada seri Saros 129. Gerhana bulan sebelumnya yang berasosiasi dengan gerhana ini adalah Gerhana Bulan Total 16 Juli 2000.
Dikutip dari laman resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), fase totalitas Gerhana Bulan Total 28 Juli 2018, yang mencapai 103 menit, adalah yang terlama hingga lebih dari seratus tahun ke depan.
"Diperkirakan gerhana mulai dari pukul 00.13 WIB dan berakhir pada pukul 06.30 WIB. Puncaknya terjadi pada pukul 03.00 hingga 04.13 WIB, durasinya cukup lama kurang lebih 103 menit," kata Kepala BMKG Manokwari, Papua Barat, Denny Putiray di Manokari, Rabu (4/7/2018) lalu.
Adapun gerhana Bulan yang akan datang yang berasosiasi dengan gerhana bulan ini adalah Gerhana Bulan Total 7 Agustus 2036. Semua gerhana bulan dalam seri Saros 129 terjadi saat Bulan bergerak ke arah selatan Ekliptika Bumi.
“Penyebab pertama adalah saat puncak gerhana terjadi, posisi pusat piringan bulan dekat sekali dengan pusat umbra bumi," demikian BMKG dalam siaran persnya pada 6 Juli lalu.
Fase totalitas gerhana bulan yang lebih lama dari Gerhana Bulan Total 28 Juli 2018 adalah Gerhana Bulan Total 9 Juni 2123, yaitu yang mencapai 106 menit. Sayangnya gerhana ini tidak akan teramati dari Indonesia.
Sementara itu, Gerhana Bulan dengan fase totalitas yang lebih lama dari Gerhana Bulan Total 28 Juli 2018 dan dapat diamati dari Indonesia adalah Gerhana Bulan Total 19 Juni 2141, yaitu mencapai 106 menit.
Berikut adalah fase atau tahapan Gerhana Bulan Total 28 Juli 2018:
Gerhana Bulan Total 28 Juli dapat teramati di seluruh Indonesia. Berikut waktu-waktu kejadiannya dalam waktu WIB, WITA, dan WIT. pic.twitter.com/dkGkPBSgZJ
— BMKG (@infoBMKG) July 14, 2018