Menuju konten utama
Update Gempa Mamuju 9 Juni

Gempa di Mamuju: Penjelasan BMKG Soal Ramalan Gempa Mamuju M6,0

Penjelasan lengkap BMKG soal ramalan gempa Mamuju magnitudo 6,0, benarkah akan terjadi dan update dampak gempa Mamuju 8 Juni 2022.

Gempa di Mamuju: Penjelasan BMKG Soal Ramalan Gempa Mamuju M6,0
Tangkapan layar - Kerusakan akibat gempa M 5,8 di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, Rabu (8/6/2022). (ANTARA/HO-BNPB)T

tirto.id - Gempa susulan atau aftershocks masih terjadi di Mamuju, Sulawesi Barat hingga Kamis (9/7/2022) pukul 01.42 WITA, usai gempa utama dengan magnitodo 5,8 pada Rabu, 8 Juni 2022 pukul 12.32.36 WIB.

Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami, BMKG, Daryono saat dihubungi redaksi Tirto menjelaskan, setidaknya hingga pagi ini sudah terjadi empat kali gempa susulan atau aftershocks.

Daftar gempa susulan di Mamuju hingga Kamis 9 Juni 2022

Berikut daftar gempa susulan di Mamuju usai gempa utama dengan magnitodo 5,8 pada Rabu, 8 Juni 2022 pukul 12.32.36 WIB berdasarkan hasil monitoring BMKG.

1. Gempa susulan di Mamuju dengan magnitudo 2,7 pada Rabu, (8/7/2022) pukul 14.18 WITA

2. Gempa susulan di Mamuju dengan magnitudo 2,9 pada Rabu, (8/7/2022) puku 16.50 WITA

3. Gempa susulan di Mamuju dengan magnitudo 4,8 pada Rabu, (8/7/2022) puku 20.47 WITA

4. Gempa susulan di Mamuju dengan magnitudo 4,2 pada Kamis (9/7/2022) pukul 01.42 WITA

Meski sudah empat kali terjadi gempa susulan dan magnitodo gempa susulannya meningkat, tetapi Daryono meminta warga di Mamuju tetap tenang dan jangan percaya pada ramalan maupun berita hoaks.

"Kepada saudara-saudara saya di Mamuju dan sekitarnya mohon dengan sangat jangan pernah percaya dengan ramalan gempa yang akan terjadi di Mamuju sekitar magnitudo 6,0. Jangan pernah percaya dengan peramal gempa. Hingga saat ini belum ada sains dan teknologi yang mampu meprediksi dengan tepat dan akurat kapan gempa akan terjadi," tegas Daryono.

Update terkini 9 Juni 2022 dampak gempa Mamuju dan info lokasi pengungsian

Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari melalui keterangan tertulis yang diterima Tirto mengatakan bahwa ada 17 orang luka-luka akibat gempa Mamuju pada Rabu siang kemarin. Selain itu gempa tersebut juga dilaporkan menyebabkan kerusakan pada beberapa bangunan yang ada di Mamuju, Sulawesi Barat.

"Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Barat, sebanyak 17 warga mengalami luka-luka setelah terkena material reruntuhan bangunan Gedung PKK, Kantor Gubernur Provinsi Sulawesi Barat, ketika gempa bumi terjadi. Saat ini, para warga yang terluka telah telah mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Mamuju," ujar Abdul Muhari.

Selain mengakibatkan kerusakan bangunan dan korban luka, sebagian warga Mamuju juga dilaporkan mengungsi usai gempa Mamuju dengan magnitudo 5,8 pada Rabu, 8 Juni 2022 pukul 12.32.36 WIB.

"Atas kejadian itu, kurang lebih 7.650 warga Kabupaten Majene mengungsi. Berdasarkan laporan visual dari lapangan per Rabu (8/6/2022) pukul 21.50 WIB, para warga mulai mendirikan tenda darurat menggunakan terpal berwana biru dan oranye di beberapa titik tak jauh dari permukiman mereka, di pelataran masjid Deking dan di SMK Kota Tinggi," katanya.

Hal serupa juga dilakukan oleh para warga Kabupaten Mamuju karena khawatir terjadi gempa bumi susulan dan potensi ancaman tsunami. Berdasarkan pantauan visual BPBD Provinsi Sulawesi Barat, dari lapangan ada tiga titik pengungsian warga yakni di Stadion Mamuju, Kantor Bupati Mamuju dan Kantor TVRI Sulawesi Barat di Mamuju. Jumlah warga yang mengungsi sementara ada sebanyak 7.670 jiwa.

Penyebab gempa tektonik magnitudo 5,8 di Selat Makassar, Mamuju, Sulawesi Barat

Pada Rabu 08 Juni 2022 pukul 12.32.36 WIB wilayah Pantai Barat Mamuju, Sulawesi Barat diguncang gempa tektonik. Hasil analisis BMKG menunjukkan gempabumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M5,8. Episenter gempa terletak pada koordinat 2,77° LS ; 118,56° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 26 Km arah Barat Tapalang Barat, Mamuju, Sulawesi Barat pada kedalaman 10 km.

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar aktif di lepas pantai Mamuju. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan geser (strike-slip)," kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno.

Gempa Mamuju tersebut menyebabkan kerusakan sejumlah bangunan di Mamuju dengan skala intensitas V MMI (getaran dirasakan hampir semua penduduk, orang banyak terbangun), daerah Majene dengan skala intensitas IV MMI (bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah), daerah Pinrang dengan skala intensitas III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu), daerah Palopo dengan skala intensitas II MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).

Kemudian di daerah Palu dengan skala intensitas II - III MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang), daerah Paser dengan skala intensitas II - III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu), daerah Samarinda dengan skala intensitas II - III MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang), daerah Sidrap dengan skala intensitas II MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang), daerah Pangkep dengan skala intensitas II MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).

Lalu di daerah Makassar dengan skala intensitas II MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang) dan daerah Masamba dengan skala intensitas II MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang). Meski begitu, hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami.

Baca juga artikel terkait GEMPA DI MAMUJU atau tulisan lainnya dari Nur Hidayah Perwitasari

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Iswara N Raditya

Artikel Terkait