Menuju konten utama

Gelar Tarhib Ramadan, Ketua BAZNAS Tekankan Inklusivitas Zakat

Per hari ini, Baznas sudah menyalurkan Alquran bahasa isyarat untuk 5 juta orang, dan sudah melakukan pelatihan baca Alquran bagi 12 ribu orang.

Gelar Tarhib Ramadan, Ketua BAZNAS Tekankan Inklusivitas Zakat
Tarhib Ramadan BAZNAS 1446 Hijriah di Kantor Pusat BAZNAS, Jakarta, Senin (24/2). tirto.id/Shofiatunnisa Azizah

tirto.id - Dalam rangka menyambut Ramadan, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) menggelar Tarhib Ramadan BAZNAS 1446 Hijriah. Melalui perhelatan ini, Ketua BAZNAS, Noor Achmad, menyampaikan bahwa terdapat kebutuhan Alquran dengan bahasa isyarat.

“Tadi juga ada laporan bahwa Alquran dengan bahasa isyarat ini bagi mereka sangat dibutuhkan sekali. Jumlahnya ada 2,5 juta orang berkebutuhan khusus, sekarang ini baru mendapatkan kesempatan sekitar 28 ribu,” ungkapnya, di Kantor Pusat BAZNAS, Jakarta, Senin (24/2).

Berdasarkan laporan tersebut, Noor menyebutkan bahwa telah disalurkan Alquran bahasa isyarat untuk 5 juta orang. Sementara untuk pelatihan baca Alquran, telah diterima oleh 12 ribu orang dari berbagai daerah di Indonesia.

“Kami sudah melakukan berbagai macam training. Sudah 12 ribu yang kita training dan insyaallah ke depan akan banyak lagi. Kita targetkan guru-guru kita, 1,2 ribu guru untuk seluruh Indonesia,” tambahnya.

Untuk dapat mewujudkan target tersebut, Noor mengungkapkan bahwa tugas ini tidak dapat diemban sendirian. Sebabnya, Noor mengatakan BAZNAS membuka penerimaan maupun penyaluran dari berbagai pihak.

“Ini juga membutuhkan bantuan kita semua sehingga pada bulan Ramadan ini, kita akan gerakkan cinta kepada (penyandang) disabilitas dan kita juga di bulan Ramadan ini, khususnya, inklusi zakat itu baik dari penerimaan maupun untuk penyaluran,” kata Noor.

Sementara itu, berkaitan dengan perhelatan Tarhib Ramadan BAZNAS, Noor mengungkapkan bahwa para penyandang disabilitas diikutsertakan. Hal ini, kata Noor, bertujuan untuk mengajak para penyandang disabilitas belajar bersama membaca Alquran dengan bahasa isyarat melalui kegiatan ini.

Kemudian, Noor menyampaikan bahwa pelaksanaan kegiatan bersama para penyadang disabilitas telah menunjukkan inklusi zakat. Menurut dia, zakat merupakan bagian dari cahaya Allah untuk seluruh umat, tanpa terkecuali.

“Inklusi zakat untuk semua makhluknya Allah, khususnya manusia. Inklusi zakat ini yang kita terjemahkan bahwa zakat adalah bagian dari cahayanya Allah SWT. Jikalau orang yang berzakat, insyaaallah itulah orang yang akan mendapat cahaya Allah SWT.,” jelas Noor.

Pada kesempatan ini, Noor juga meluncurkan buku berjudul “Cahaya Zakat: Keajaiban Muzaki dan Mustahik” pada acara ini. Buku ini merupakan tulisan kolaborasinya dengan Sekretaris Utama BAZNAS, Muchlis Muhammad Hanafi.

Cahaya zakat, kata Noor, dapat menerangi masyarakat yang mengalami keresahan pada beberapa waktu belakangan ini. Berpegang pada asma Allah yaitu ‘an-nur’ yang berarti cahaya, Noor menegaskan bahwa sinar Allah akan diberikan bagi siapa saja.

“Dengan tarhib ini, sekali lagi jangan pernah ada orang yang merasa gelap. Jangan ada orang yang merasa tertutup kesempatannya. Jangan pernah ada orang yang tidak mendapatkan kesempatan. Usaha kita bersama siapa pun, juga termasuk (penyandang) disabilitas yang sangat membutuhkan, kita terobos dengan cahaya zakat dengan bantuan-bantuan kita dari masyarakat kepada masyarakat,” tukasnya.

Baca juga artikel terkait BAZNAS atau tulisan lainnya dari Tim Media Service

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Tim Media Service
Editor: Tim Media Service