Menuju konten utama

Gejala Leptospirosis pada Hewan dan Manusia, Apa Penyebabnya?

Bakteri Leptospira interrogans penyebab leptospirosis hidup di ginjal hewan terutama anjing, hewan pengerat seperti tikus, dan beberapa jenis hewan ternak.

Gejala Leptospirosis pada Hewan dan Manusia, Apa Penyebabnya?
Leptospirosis. foto/Istockphoto

tirto.id - Leptospirosis adalah penyakit infeksi bakteri Leptospira interrogans yang menyebar melalui urine dari hewan.

Di Indonesia, jumlah penderita penyakit leptospirosis meningkat saat musim hujan sebab banyak terdapat genangan air dan banjir.

Penyebab penyakit leptospirosis

Penyebab utama dari penyakit ini adalah infeksi dari bakteri. Bakteri Leptospira interrogans hidup di ginjal hewan terutama anjing, hewan pengerat seperti tikus, dan beberapa jenis hewan ternak sehingga akan turut terbuang bersama urine ketika hewan buang air kecil.

Dilansir dari laman Web MD, hewan yang menjadi inang bakteri itu tidak akan menunjukkan gejala apapun karena mereka hanya menjadi pembawa. Bakteri dapat menginfeksi manusia melalui kulit yang terluka atau selaput lendir terbuka (mata), ketika di dalam air terkandung urine hewan dengan bakteri tersebut.

Bakteri yang mampu bertahan selama berbulan-bulan di air atau tanah yang terkena urine hewan tersebut juga bisa masuk ke tubuh manusia melalui organ genital, mulut bahkan hidung yang menghirup air tersebut.

Gejala penyakit leptospirosis

Penyakit leptospirosis menimbulkan beberapa gejala yang mirip dengan flu, dan umumnya bertahan selama sepekan. Merujuk laman CDC, gejala penyakit leptospirosis adalah seperti di bawah ini:

  1. Demam tinggi
  2. Pusing dan sakit kepala
  3. Mual dan muntah
  4. Menggigil
  5. Otot terasa nyeri
  6. Kulit dan mata tampak kuning
  7. Sakit perut
  8. Diare
  9. Ruam merah di beberapa bagian kulit
  10. Mata merah
Jarak waktu dari pertama kali terinfeksi bakteri hingga timbul gejala penyakit adalah antara 2 hari hingga 4 pekan. Gejala awal yang muncul adalah demam tinggi kemudian disusul gejala lainnya.

Penyakit leptospirosis terjadi dalam dua fase yaitu:

1. Fase pertama

Ketika muncul demam, menggigil, sakit kepala hingga nyeri otot dll namun sepekan kemudian sembuh sementara waktu.

2. Fase kedua

Setelah kesembuhan pertama, muncul gejala yang lebih parah dengan diikuti gagal ginjal, penyakit meningitis atau penyakit hati. Fase ini bisa berlangsung hingga 3 pekan.

Jika penderita penyakit leptospirosis lama tidak diobati, maka dapat terjadi komplikasi ke organ penting dalam tubuh semisal otak (meningitis), paru, jantung, ginjal, hingga saraf yang menimbulkan kelumpuhan.

Pengobatan leptospirosis

Penyakit infeksi bakteri Leptospira interrogans dapat diobati dan tidak menimbulkan dampak terlalu buruk jika segera ditangani oleh pihak medis.

Umumnya penderita akan diberi obat antibiotik untuk membunuh bakteri serta membantu mengembalikan kondisi dan fungsi tubuh yang semula terganggu.

Jenis antibiotik yang kerap diresepkan oleh dokter adalah penisilin dan doksisiklin, dengan dosis yang aman.

Guna mengecek apakah sakit yang diderita adalah leptospirosis, dilakukan tes darah sederhana dan memeriksa adanya antibodi. Antibodi yang dimaksud adalah jenis protein yang diproduksi tubuh ketika tubuh sedang melawan bakteri.

Pencegahan penyakit leptospirosis

Guna mencegah terinfeksi bakteri Leptospira, jauhi air kotor atau lokasi dimana banyak terdapat hewan-hewan yang terinfeksi bakteri tersebut.

Hindarkan kulit yang sedang terluka dari kontak langsung dengan air kotor, caranya adalah memakai perban atau penutup anti air. Segera cuci luka atau bagian tubuh lain dengan sabun antibakteri, desinfektan lainnya jika baru terkena air kotor atau banjir.

Jika muncul gejala leptospirosis, segera hubungi pihak medis untuk diberikan pengobatan.

Baca juga artikel terkait LIFESTYLE atau tulisan lainnya dari Cicik Novita

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Cicik Novita
Penulis: Cicik Novita
Editor: Nur Hidayah Perwitasari