Menuju konten utama

Gede Sebut PSSI Tak Dewasa karena Tunda TMS dan Liga 1 Demi Pilpres

Direktur Umum Persija, Gede Widiade menyebut kelalaian PSSI soal penjadwalan TMS dan Liga 1 2019 dengan mempertimbangkan Pilpres sebagai sikap tidak dewasa.

Gede Sebut PSSI Tak Dewasa karena Tunda TMS dan Liga 1 Demi Pilpres
Direktur Utama Persija Jakarta Gede Widiade (kanan) menyapa para pemain Persija Jakarta saat menjalani latihan perdana jelang pertandingan musim 2019 di Lapangan Aldiron, Jakarta, Senin (7/1/2019). ANTARA FOTO/Putra Haryo Kurniawan

tirto.id - Persija memang menyatakan tidak sepenuhnya menyalahkan PSSI atas penundaan Transfer Matching System (TMS) dan Liga 1 yang membuat Macan Kemayoran tak bisa memainkan empat pemain barunya pada Kualifikasi Liga Champions Asia. Namun, Direktur Umum mereka, Gede Widiade tampaknya tak bisa benar-benar menyembunyikan rasa berangnya.

Dalam pernyataan resmi di laman klub, Gede menyebut alasan PSSI melakukan penundaan kompetisi dan TMS demi Pemilihan Presiden adalah sikap tidak dewasa. Tindakan ini juga dinilai tak bijaksana karena bisa mempengaruhi nasib wakil-wakil Indonesia di kompetisi Asia untuk tahun-tahun berikutnya.

"Berlindung di kegiatan Pemilu itu adalah pembelaan yang tidak dewasa dan tidak bijaksana," ujar Gede.

Tak cuma itu, Gede juga menyebut PSSI ceroboh. Kelalaian yang dilakukan induk sepak bola Indonesia itu disebutnya tak sesuai dengan tujuan awal diadakannya kompetisi.

"PSSI tidak bisa disalahkan, tapi mereka ceroboh dan lalai terhadap kewajibannya. Mereka tidak membantu pemenang liga yang akan bermain untuk mewakili Indonesia di ACL. Mengingat itu tujuan diadakan kompetisi," tegas Gede.

PSSI sebelumnya telah berupaya meminta dispensasi kepada AFC agar membolehkan empat pemain baru Persija yang didatangkan dari klub asing berpartisipasi pada Kualifikasi Liga Champions Asia. Namun, AFC menolak permohonan tersebut karena adanya dispensasi untuk satu tim bisa mencederai nilai-nilai sportivitas dan keadilan dalam sepak bola.

Adapun keempat pemain Persija yang tak bisa tampil adalah Bruno Matos, Jakhongir Abdumuminov, Vinicius Lopes, dan Ryuji Utomo. Keempat pemain tersebut dilarang main karena belum punya Internatinal Transfer Certificate (ITC) dari AFC. Sayangnya, ITC baru bisa diproses jika suatu klub sudah berada pada periode TMS yang sudah ditetapkan federasi sepak bola terkait.

PSSI sendiri menetapkan TMS sepak bola Indonesia pada 15 Februari hingga 2019 dengan alasan kompetisi Liga 1 baru dimulai antara 1-8 Mei 2019.

"Kami menghormati agenda nasional Pemilihan Presiden 2019. Karena itu, Liga 1 baru bisa kita putar dua minggu setelahnya, yakni antara 1-8 Mei 2019. Dengan demikian, periode jendela transfer pemain yang hanya diperbolehkan berdurasi 84 hari harus disesuaikan dengan waktu kick-off, agar 18 Klub Liga 1 dapat mempersiapkan pemain dengan baik," kata Sekretaris Jendral (Sekjen) PSSI, Ratu Tisha.

Baca juga artikel terkait LIGA 1 2019 atau tulisan lainnya dari Herdanang Ahmad Fauzan

tirto.id - Olahraga
Penulis: Herdanang Ahmad Fauzan
Editor: Herdanang Ahmad Fauzan