Menuju konten utama

Gaung Hebatnya Amerika ala Trump Vs Defisit Perdagangan

Donald Trump bersumpah membuat Amerika hebat lagi. Utamakan produk dan tenaga kerja Amerika. Selama ini, AS selalu mencatat defisit perdagangan dengan negara-negara lain.

Gaung Hebatnya Amerika ala Trump Vs Defisit Perdagangan
Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengenakan topi bertuliskan semboyan selama kampanyenya, "Make America Great Again". Topi yang sama dikenakan banyak pendukungnya saat dia dilantik di Washington Jumat 20 Januari 2017. GETTY IMAGES

tirto.id - "From this day forward, it’s going to be only America first, America first," kata Trump.

Pidato perdana Donald Trump setelah pelantikannya sebagai Presiden Amerika Serikat membakar semangat nasionalisme. Beli produk AS. Buka Pabrik di AS. Jangan coba-coba buka pabrik di luar AS atau kena pajak selangit.

Sambutannya tentang "beli produk Amerika dan pekerjakan orang Amerika" dalam pidato pelantikannya di Washington, Jumat (20/1/20170) disambut meriah.

Nyatanya, pidato yang penuh semangat nasionalisme itu banyak ironinya. Reuters melaporkan, banyak pendukung Trump mendengarkan pidato Trump itu sembari mengenakan topi baseball bertuliskan "Make America Great Again" (Membuat AS kembali hebat) yang ternyata buatan Cina, Vietnam dan Bangladesh. Tulisan itu sendiri merupakan simbol yang selalu digaungkan Trump saat kampanyenya.

Beberapa di antara mereka kaget begitu mengetahui topi Trump yang mereka kenakan ternyata bukan buatan negeri sendiri.

Rob Walker (44) yang berkendara ke Washington dari Georgia bersama istrinya Abby (36) sempat singgah di tempat peristirahatan truk demi membeli topi bertuliskan "Make America Great Again" itu.

"Oh Tuhan, semoga ini bukan buatan Cina," kata Abby, lalu membalik topi itu untuk memastikan dugaannya salah. Dia kemudian melihat label pada topi. "(Ternyata buatan) Cina! Jangan bilang siapa-siapa ya!"

Topi Trump ini bisa dibeli lewat laman kampanye resmi Trump yang dibuat di Amerika Serikat dan seharga 25 sampai 30 dolar AS, begitu bunyi tulisan pada label topi yang diperiksa Abby itu.

Topi-topi yang dijual di laman resmi kampanye Trump itu ternyata lebih mahal ketimbang harga topi senilai 20 dolar AS yang dijual di jalan-jalan di Washington, Jumat waktu AS itu.

Joshua Rojas (25) dan Alyssa Young (28) datang dari tempat jauh di Texas untuk menyaksikan pelantikan di Washington. Young mengenakan topi warna pink bertuliskan "Make America Great Again".

"Saya langsung suka begitu saya pertama melihatnya. Saya membelinya di luar sana dari seorang penjual seharga 20 dolar AS," kata dia, seperti dikutip dari Antara.

Apakah itu buatan Amerika? Young menjawab, "Saya enggak tahu di mana sebenarnya topi ini dibuat. Saya periksa ya."

Dia kemudian mencopot topinya dan memeriksa label pada topi itu. "Oh tidak," dia teriak. "Buatan Vietnam!"

Austin Araco (22) dari Arkansas datang untuk pertama kalinya menghadiri pelantikan presiden dan dia juga mengenakan topi Trump.

"Saya beli topi ini pada hari dia memenangkan Pemilu," kata Araco. "Pastinya dari laman resmi dia. Saya ingin memastikan saya menyumbang dia. Saya enggak mau beli barang tiruan. Saya membeli topi itu pada harga 30 dolar AS, sudah termasuk biaya pengiriman."

Victoria Scott (13) dan adiknya Andrew Scott (12) masing-masing membeli topi "Make America Great Again" sebelum pelantikan. Topi yang dibeli Victoria harganya 25 dolar AS dan itu buatan Cina. Dia sepertinya tidak peduli.

Tetapi Andrew tertarik untuk memeriksa topinya. "Bangladesh?", kata dia keheranan setelah memeriksa label pada topinya. Ayah mereka meluruskan ucapan anaknya itu. "Bangladesh kali."

Robert Morrison dari Queens, New York, mengenakan topi "Make America Great Again" yang dia beli dari jalanan seharga 20 dolar AS dan dia juga mengenakan kostum klub baseball New York Yankees. Tebak buatan mana topi dan kostum itu? Cina!

Defisit Perdagangan

Sebagai negara Adidaya, Amerika Serikat pada faktanya merupakan negara yang kekuatan perdagangannya lemah. Defisit perdagangannya selalu menganga lebar, bahkan kepada negara-negara miskin seperti Bangladesh.

Pada November 2016, AS mencatat defisit perdagangan hingga 45,2 miliar dolar AS. Angka itu berarti meningkat hingga 2,9 miliar dolar dibandingkan defisit perdagangan Oktober 2016. Defisit November itu sekaligus merupakan yang terbesar sejak Februari 2016. Pada November, ekspor turun hingga 0,2 persen karena rendahnya pengapalan dari pesawat sipil. Sebaliknya, impor naik 1,1 persen dan mencapai titik tertingginya dalam 15 bulan, didorong oleh kenaikan permintaan minyak mentah.

Neraca perdagangan Amerika Serikat memang selalu defisit. Menurut Statista, defisit perdagangan AS paling parah terjadi pada 2006 di angka 761,72 miliar dolar AS. Defisit sempat turun tajam menjadi 383,77 miliar dolar AS pada 2009, dan akhirnya naik lagi menjadi 531,5 miliar dolar AS pada 2015.

Defisit perdagangan terbesar terjadi dengan Cina, dengan angka mencapai mencapai 319,282 miliar dolar AS per November 2016. Pada 2015, defisit perdagangan AS dengan Cina mencapai 367 miliar dolar AS. Rekor baru ini naik dibandingkan 2014 di angka 343 miliar dolar dolar AS.

Ekspor AS ke Cina hanya 116,2 miliar dolar AS, impor mencapai 483,9 miliar dolar AS. Negeri Paman Sam mengimpor barang-barang elektronika konsumer, pakaian, permesinan dari Cina. Impor dari perusahaan-perusahaan AS yang mengirim material mentah ke Cina untuk kemudian dirakit dan dikembalikan ke AS dalam bentuk barang jadi.

AS juga mencatat defisit perdagangan Vietnam dengan angka 29,34 miliar dolar AS per November 2016. Tahun 2015, defisit perdagangan mencapai 30,932 miliar dolar AS. Demikian pula berdagang dengan Bangladesh, AS juga mencatat defisit perdagangan. Angkanya mencapai 4,695 miliar dolar AS per November 2016. Hingga akhir 2015, angkanya mencapai 5,048 miliar dolar AS.

Bagaimana dengan Indonesia? Amerika ternyata juga mencatat defisit di angka 12,245 miliar dolar AS per November 2016. Per 2015 sebesar 12,480 miliar dolar AS. Negara ini memang merupakan salah satu tujuan ekspor nonmigas utama Indonesia, setelah Cina. Menurut data BPS, pada Desember 2016, ekspor Indonesia ke Amerika mencapai 1,46 miliar dolar AS.

Baca juga artikel terkait PELANTIKAN DONALD TRUMP atau tulisan lainnya dari Nurul Qomariyah Pramisti

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Nurul Qomariyah Pramisti
Penulis: Nurul Qomariyah Pramisti
Editor: Suhendra