Menuju konten utama

Garuda Klaim Sudah Perbaiki Kontrak-Kontrak di Masa Emirsyah

PT Garuda Indonesia telah memperbaiki semua kontrak-kontrak bisnis lama sejak dua tahun lalu, termasuk yang diteken di masa Emirsyah Satar memimpin maskapai plat merah tersebut.

Garuda Klaim Sudah Perbaiki Kontrak-Kontrak di Masa Emirsyah
Menteri BUMN Rini Soemarno (kiri), Direktur Utama Garuda Indonesia M Arif Wibowo (tengah) dan Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo (kanan) menaiki tangga pesawat Garuda Indonesia di Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (27/10/2016). ANTARA FOTO/Lucky R.

tirto.id - Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Arif Wibowo mengklaim perusahaannya telah memperbaiki semua kontrak-kontrak bisnis lama sejak dua tahun lalu untuk meningkatkan efisiensi. Di antara kontrak-kontrak itu, termasuk yang pernah dibuat pada masa Emirsyah Satar menjabat Direktur Utama PT Garuda Indonesia pada 2005-2014.

Pada Kamis (19/1/2017) lalu, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Emisyah sebagai tersangka dalam kasus suap pengadaan pesawat Airbus S.A.S dan mesin pesawat Rolls-Royce P.L.C untuk PT Garuda Indonesia. Selain Emirsyah, Komisi Antirasuah juga menetapkan Soetikno Soedarjo, Beneficial Owner Connaught International Pte. Ltd, sebagai tersangka kedua di kasus ini.

Kasus ini, menurut Arif tidak memiliki pengaruh signifikan ke kinerja perusahaannya.

"Tidak mengganggu, karena dalam dua tahun terakhir ini Garuda terus fokus pada GCG, renegosiasi kontrak-kontrak perusahaan dan efiensi biaya," kata Arif di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, pada Selasa (24/1/2017) seperti dikutip Antara.

Arif mengatakan, selama dua tahun belakangan, perusahaannya melakukan renegosiasi dan evaluasi besar-besaran terhadap semua kontrak bisnis yang sudah ada sebelum ia menjabat pimpinan Garuda.

Perundingan ulang juga menyasar semua kontrak bisnis Garuda dengan Airbus. Hasilnya, menurut Arif,

Garuda berhasil melakukan restrukturisasi biaya armada atau fleet cost, yang meliputi pengadaan pesawat, perawatan pesawat dan asuransi pembelian pesawat. Hal serupa juga tejadi pada kontrak-kontrak Garuda dengan Rolls-Royce.

Arif menambahkan renegosiasi terhadap banyak kontrak tersebut menghasilkan efisiensi biaya operasional yang signifikan. Garuda lebih berfokus melakukan renegosiasi kontrak, yang terkait biaya leasing, asuransi, dan perawatan, karena rencana pengadaan pengadaan pesawat terlanjur didesain untuk masa 10 tahun.

"Dua tahun terakhir Garuda fokus bagaimana biaya armada itu benar-benar kompetitif dan efisien, (sebab) Garuda harus lebih kompetitif lagi," kata Arif.

Karena itu, dia mengatakan terungkapnya kasus suap yang membelit Emirsyah tidak membawa pengaruh signifikan ke operasionalisasi Garuda. Arif menegaskan Garuda telah menerapkan perbaikan tata kelola perusahaan semaksimal mungkin.

"Kalaupun kasus suap itu benar-benar terbukti, ya bagus juga sebagai pelajaran bagi manajemen untuk menjadi pembatas dalam pengambilan keputusan," ujar Arif.

Sebelumnya, Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi juga menyatakan kasus yang membelit Emirsyah tidak akan mengganggu operasionalisasi Garuda.

"Kalau pemeriksaan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi itu urusan individual. Jadi saya fikir tidak ada gangguan. Jadi, kita memang sebagai dunia usaha harus mendapatkan teknologi secanggih mungkin, dengan efisiensi yang baik, dan menciptakan konektivitas sebanyak mungkin dengan pihak lain. Tapi kalau hukum dilanggar ya itu tidak memang boleh," kata Budi pekan lalu.

Baca juga artikel terkait GARUDA INDONESIA atau tulisan lainnya dari Addi M Idhom

tirto.id - Bisnis
Reporter: Addi M Idhom
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom