tirto.id - Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menyatakan maskapai pelat merah itu sedang berjibaku menegosiasikan keringanan pembayaran leasing pesawat. Irfan menargetkan Garuda bisa memperoleh keringanan biaya leasing setidaknya 20 persen dari harga yang harus dibayar tiap bulannya.
“Kalau bisa turun 20 persen, dari sewa bisa saving 15 juta dolar AS per bulan,” ucap Irfan dalam rapat dengar pendapat (RDP) Komisi VI DPR RI, Selasa (14/7/2020).
Irfan mencatat dalam satu bulan Garuda memiliki beban 70 juta dolar AS sebagai nilai yang harus dibayarkan pada penyedia leasing pesawat. Semuanya dibayarkan untuk 155 pesawat dan kepada 26 penyedia leasing.
Jenis pesawatnya pun bermacam-macam. Mulai dari Boeing 777, Boeing 737, Airbus, sampai CRJ Bombardier yang ingin segera dikembalikan Garuda.
Jika seluruh negosiasi berhasil, maka Garuda dapat menghemat 15 juta dolar AS per bulan. Dalam 1 tahun, Garuda menghemat 200 juta dolar AS dari negosiasi penurunan harga 20 persen ini.
Irfan bilang saat ini sebagian perusahaan leasing sudah ada yang sepakat. Ia optimistis sisanya bisa dicapai negosiasi yang pantas.
Meski demikian Irfan mengakui ada kendala kontrak yang bakal dihadapi. Irfan bilang sebagian kontrak ternyata sudah sengaja dibuat untuk lebih berpihak pada perusahaan leasing.
“Kontrak ada 10-12 tahun. Yang jadi problem kontraktual. Ini lebih berpihak ke mereka. Secara legal harus kami dalami,” ucap Irfan.
Selain meminta keringanan pada leasing, selama 6 bulan terakhir Garuda juga telah meminta keringanan pembayaran terkait biaya operasional kepada sejumlah BUMN. Irfan mencatat ongkos itu terkait avtur, biaya AP 1-AP2, sampai navigasi.
“Penundaan pembayaran kepada pemasok avtur, maintenance, dan jasa kebandarudaraan,” ucap Irfan.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Maya Saputri