tirto.id - Dua pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Tengah memiliki cara berbeda saat menutup Debat Pilgub Jateng 2018 Tahap Kedua di Hotel Best Western, Solo Baru, Kabupaten Sukoharjo, pada Kamis malam (3/5/2018).
Pasangan nomor urut 1, Ganjar Pranowo-Taj Yasin memilih memberikan pernyataan penutup dengan memaparkan sejumlah data untuk membantah kritik dari lawannya. Sedangkan pasangan nomor urut 2, Sudirman Said-Ida Fauziah menyampaikan kalimat penutup dengan memakai retorika religius.
Kesempatan pertama memberikan pernyataan penutup diambil oleh Taj Yasin. Calon Wakil Gubernur Jateng tersebut memakai jatah waktu singkat untuk memberikan klarifikasi.
“Berdasar data BPS, selama 2013-2017 [era Ganjar], peningkatan IPM [Indeks Pembangunan Manusia] Jawa Tengah tertinggi kedua setelah Jawa Timur. IPM Jawa Tengah [naik] 2,5 poin, Jawa Timur [naik] 2,72 poin. Artinya kita [Jateng] baik secara nasional,” kata Yasin.
Pernyataan Yasin untuk membantah kritik Ida Fauziah, di salah satu sesi debat, bahwa pertumbuhan ekonomi dan IPM di Jateng selama pemerintahan Ganjar lebih rendah dari angka nasional dan masih lebih baik pada masa kepemimpinan Bibit Waluyo.
Ganjar Pranowo juga menyampaikan pernyataan penutup dengan memaparkan data untuk membantah kritik Sudirman-Ida. “Kami suka baca data agar publik tahu siapa yang harus dipilih,” ujar dia.
Ganjar mengklaim penurunan pengangguran di Jateng selama 2013-2017 tertinggi kedua setelah DKI Jakarta. Menurut dia, penurunan kemiskinan di Jateng selama 2013-2017 juga terbesar kedua setelah DI Yogyakarta.
“Ini fondasi bagi kami untuk melanjutkan [pemerintahan],” kata Ganjar.
Sementara pasangan nomor urut 2 hanya diwakili oleh Ida Fauziah saat memberikan pernyataan penutup debat kali ini.
Ida sempat menanggapi singkat bantahan dari lawannya. “Saya menyebut IPM Jateng masih di bawah IPM nasional. Angka kemiskinan [Jateng] masih 12,23 persen,” kata dia.
Ida kemudian menyatakan bahwa dirinya dan Sudirman saat ini sedang berupaya menghadirkan pemimpin baru di Jawa Tengah.
“Mari berikhtiar menghadirkan pemimpin baru yang punya kepedulian, mendengar warga dan berkomunikasi dengan rendah hati dan amanah. Kami wajib berikhtiar, selanjutnya kami serahkan kepada Allah,” ujar Ida.
Dia juga mengutip pesan KH Dimyati Rois dari Kendal Jawa Tengah kepada dirinya. “Bekerjalah dengan niatan ikhlas, membangun Jawa Tengah, Insya Allah akan diberi kemudahan,” kata dia.
Ida menutup pernyataannya dengan mengajak warga Jawa Tengah menggunakan hak pilih dengan kecerdasan pada 27 Juni 2018.
Editor: Addi M Idhom