tirto.id - Transplantasi atau cangkok ginjal merupakan terapi ideal bagi penderita gagal ginjal karena dapat mempersingkat waktu penyembuhan dan tidak perlu lagi melakukan cuci darah secara berulang kata dokter spesialis penyakit dalam.
"Dengan cangkok ginjal ini, penyembuhan pasien akan lebih cepat dan tidak perlu cuci darah. Kita tahu bahwa untuk sekali cuci darah bisa mencapai angka hingga 1 juta rupiah per sekali cuci darah. Mereka melakukan itu selama satu kali dalam seminggu, diperkirakan selama satu tahun bisa mencapai Rp100 juta biaya yang dikeluarkan," kata Dokter Spesialis Penyakit Dalam Divisi Nefrologi dan Hipertensi RSUP Adam Malik, Medan, Profesor dr. Harun Rasyid Lubis, Sp.PD-KGH dilansir Antara.
Di tahun 2017, Kemenkes mencatat RS Sanglah Denpasar di Bali dan RS Adam Malik Medan telah berhasil melakukan cangkok ginjal.
Keberhasilan metode pengobatan, perkembangan ilmu kedokteran serta upaya penguatan jaminan kesehatan masyarakat mendorong agar RS Vertikal Kemenkes menjadikan cangkok ginjal sebagai layanan unggulan.
Sekalipun begitu, operasi cangkok ginjal tak sesederhana yang dibayangkan. Ada proses yang rumit karena tubuh pendonor harus cocok dengan jaringan si penerima donor. Untuk hasil terbaik, donor yang paling cocok adalah saudara kembar.
Itulah salah satu alasan kenapa operasi cangkok ginjal pertama yang dilakukan Dr. Joseph E. Murray pada 1954 berhasil. Pilihan terbaik berikutnya adalah saudara kandung, baru kemudian saudara sepupu.
Pada kasus pendonor yang tidak punya hubungan darah, biasanya tubuh penerima ginjal akan menolak jaringan asing yang masuk menjadi bagian dari tubuhnya. Karenanya, seringkali penerima donor ginjal harus meminum obat selama berbulan-bulan—bahkan bertahun-tahun untuk menekan reaksi penolakan tubuh terhadap organ baru tersebut.
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Yulaika Ramadhani