Menuju konten utama

3 Tahap Gejala Sifilis pada Wanita dan Cara Pencegahannya

Berikut ini tahap gejala sifilis pada wanita dan cara pencegahan yang bisa dilakukan.

3 Tahap Gejala Sifilis pada Wanita dan Cara Pencegahannya
Ilustrasi sifilis pada perempuan. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Sifilis adalah infeksi menular seksual (IMS) yang disebabkan oleh infeksi bakteri berbentuk spiral bernama Treponema Pallidum.

Infeksi bakteri ini menyebar melalui kontak seksual dan penyakit ini bisa menyerang pria maupun wanita.

Sifilis pada umumnya dimulai dengan luka atau lecet yang tidak menimbulkan rasa sakit biasanya pada alat kelamin, dubur atau mulut. Sifilis menyebar dari orang ke orang melalui kontak kulit atau selaput lendir dengan luka ini.

Mayo Clinic melaporkan, setelah infeksi awal, bakteri sifilis dapat tetap tidak aktif di dalam tubuh selama beberapa dekade sebelum menjadi aktif kembali. Sifilis dini dapat disembuhkan, terkadang dengan satu suntikan (injeksi) penisilin.

Tanpa pengobatan, sifilis dapat merusak jantung, otak, atau organ lainnya, dan dapat mengancam jiwa. Sifilis juga dapat ditularkan dari wanita hamil ke janin yang dikandungnya.

Oleh karena itu, bayi yang lahir dari wanita yang terinfeksi sifilis perlu mendapatkan pengobatan sedini mungkin agar tidak mengembangkan infeksi ke tingkat yang lebih parah.

Gejala Sifilis pada Wanita

Minnesota Departemen of Health merilis artikel ilmiah berjudul Syphilis and Women, dijelaskan bahwa kondisi penderita sifilis dibagi menjadi beberapa tahapan berdasarkan tingkat keparahan yaitu tahap primer, sekunder, laten dan akhir.

Gejala yang muncul juga berbeda tergantung tahapan sifilis yang sedang diderita, berikut penjelasannya.

1. Tahap Primer

  • Gejala dimulai antara 10 hingga 90 hari, rata-rata 21 hari, setelah terpapar.
  • Luka terbuka yang tidak menimbulkan rasa sakit pada mulut, alat kelamin, atau anus. Luka terjadi di lokasi di mana sifilis memasuki tubuh.
  • Luka bisa tidak menimbulkan rasa sakit, membuatnya sulit ditemukan di dalam vagina atau dubur. Biasanya berlangsung 3 sampai 6 minggu dengan atau dengan atau tanpa pengobatan.
  • Perawatan yang benar diperlukan atau sifilis tetap berada di dalam tubuh. Pengobatan akan mencegah infeksi berpindah ke tahap kedua
2. Tahap Sekunder

  • Tahap ini biasanya dimulai dengan ruam pada pada satu atau lebih area tubuh. Ini bisa terlihat seperti bintik-bintik kasar, merah, atau coklat kemerahan pada telapak tangan dan atau bagian bawah kaki. Ruamnya mungkin begitu samar sehingga tidak diketahui.
  • Gejala lain dapat berupa demam, pembengkakan kelenjar getah bening, sakit tenggorokan, kutil seperti lesi, kondiloma lata, dapat berkembang di daerah yang hangat dan lembab, rambut rontok tidak merata, sakit kepala, penurunan berat badan, nyeri otot, dan kelelahan atau merasa sangat lelah.
  • Gejala-gejala tersebut akan hilang dengan atau tanpa pengobatan. Tanpa pengobatan yang benar pengobatan yang benar, sifilis tetap berada di dalam tubuh dan infeksi akan berpindah ke tahap laten dan mungkin tahap akhir sifilis.
3. Tahap Laten dan Tahap Akhir

  • Pada tahap laten gejala telah hilang, tetapi bakteri sifilis masih ada di dalam tubuh jika pengobatan yang benar tidak diterima.
  • Gejala tahap akhir sifilis termasuk kesulitan mengkoordinasikan otot gerakan, kelumpuhan atau tidak dapat menggerakkan bagian tubuh tertentu, mati rasa, kebutaan, gangguan pendengaran dan demensia.
  • Tahap akhir sifilis dapat menyebabkan kematian karena kerusakan

Cara Pencegahan Sifilis

Planned Parenthood menulis, sifilis menyebar melalui kontak seksual dengan seseorang yang mengidapnya.

Sifilis dapat ditularkan meskipun saat berhubungan seksual tidak mengeluarkan sperma. Sifilis menyebar melalui hubungan seks vaginal, anal, atau oral.

Jadi cara terbaik untuk menghindari atau mencegah sifilis dan IMS lainnya adalah dengan tidak melakukan hubungan seks vaginal, anal, atau oral sama sekali.

Tetapi sebagaian besar orang melakukan seks untuk memenuhi kebutuhan biologisnya. Sehingga sangat penting untuk mengetahui bagaimana melakukan hubungan seks yang lebih aman.

Menggunakan pelindung saat berhubungan seks sangat membantu menurunkan kemungkinan terkena IMS. Melakukan tes IMS secara teratur adalah cara penting lainnya untuk menjaga diri tetap sehat.

Baca juga artikel terkait GEJALA SIFILIS atau tulisan lainnya dari Balqis Fallahnda

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Dhita Koesno