Menuju konten utama

Viral Kasus Sifilis di Jogja Meningkat, Apa Bisa Disembuhkan?

Viral kasus sifilis di Jogja meningkat, apakah penyakit sifilis disa disembuhkan?

Viral Kasus Sifilis di Jogja Meningkat, Apa Bisa Disembuhkan?
Ilustrasi sifilis. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Kasus penyakit sifilis atau raja singa di Jogja viral menjadi topik perbincangan usai data yang dirilis Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta (Dinkes DIY) menyebut peningkatan kasus sifilis yang mencapai 60 persen.

Kepala Bidang Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DIY, Setyarini Hestu Lestari menyampaikan pada Antara News bahwa pada triwulan pertama tahun 2023 telah ditemukan 89 kasus sifilis yang didominasi kelompok Lelaki Seks Lelaki (LSL).

Peningkatan kasus penyakit sifilis di Jogja juga sejalan dengan data nasional yang dirilis Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI).

Data tersebut memperlihatkan peningkatan kasus sifilis dalam lima tahun terakhir yaitu 2016 – 2023 mencapai 70 persen. Pada tahun 2016 terdapat 12 ribu kasus sifilis di Indonesia, lalu pada tahun 2022 meningkat pesat menjadi 21 ribu kasus.

Centers for Diseases Control and Prevention (CDC) menjelaskan bahwa sifilis adalah infeksi menular seksual (IMS) yang dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius jika tidak diobati. Infeksi berkembang secara bertahap (primer, sekunder, laten, dan tersier).

Cleveland Clinic melaporkan, pada tahap pertama sifilis, luka kecil dan halus berkembang pada alat kelamin, mulut, atau bibir.

Luka ini mungkin menyerupai jerawat dan sangat kecil serta tidak berbahaya sehingga penderita kemungkinan tidak menyadarinya. Luka ini akan hilang dengan sendirinya dalam waktu sekitar enam minggu.

Pada tahap kedua sifilis, timbul ruam kasar, merah atau coklat. Ini dimulai di satu area tetapi pada akhirnya akan menutupi seluruh tubuh termasuk bagian bawah kaki dan telapak tangan. Penderita mungkin mengalami ruam kulit dan atau luka di mulut, vagina, atau anus.

Dilansir laman Kemeterian Kesehatan Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan (Yankes Kemkes) sifilis disebabkan oleh bakteri berbentuk spiral bernama Treponema Pallidum.

Bakteri ini bisa masuk ke dalam tubuh melalui luka kecil, goresan, lecat, ruam pada kulit, atau melalui selaput lendir seperti jaringan mulut dan alat kelamin.

Oleh karena itu sifilis paling mudah menular akibat kontak seksual dengan orang yang terinfeksi.

Selain melalui kontak seksual, penularan juga dapat terjadi melalui kontak fisik dengan luka di tubuh penderita, atau ditularkan dari ibu ke janin saat hamil atau melahirkan.

Dapatkah Sifilis Disembuhkan?

Apabila tidak diobati, sifilis bisa merusak jantung, otak, atau organ tubuh lainnya, pada kondisi tertentu bisa menyebabkan kematian.

Walaupun sangat berbahaya, sifilis bisa disembuhkan dengan serangkaian perawatan medis. Jenis pengobatan akan berbeda tergantung dengan kondisi atau tingkatan sifilis yang diderita.

Medical News Today memaparkan bahwa pada tahap pengobatan awal, penderita sifilis akan sembuh dengan mengonsumsi antibiotik jenis penisilin.

Lalu, pada tahap selanjutnya, sifilis tetap bisa disembuhkan. Namun, penderita perlu mengonsumsi penisilin dengan waktu yang lebih lama.

Jika kerusakan saraf atau organ terjadi selama tahap akhir sifilis, pengobatan tidak akan memperbaikinya.

Namun, pengobatan dapat mencegah kerusakan lebih lanjut dengan membersihkan bakteri dari tubuh penderita.

Pengobatan untuk sifilis dapat berhasil, terutama pada tahap awal. Strategi pengobatan akan tergantung pada gejala dan berapa lama seseorang telah mengembangkan bakteri.

Selama tahap primer, sekunder, atau tersier, penderita sifilis biasanya menerima suntikan penisilin G benzathine intramuskular. Sifilis laten dan tersier yang terlambat biasanya memerlukan suntikan mingguan hingga 3 minggu.

Neurosifilis membutuhkan penisilin intravena (IV) selama 2 minggu untuk menghilangkan bakteri dari sistem saraf pusat.

Menyembuhkan infeksi akan mencegah kerusakan lebih lanjut pada tubuh. Penderita yang alergi penisilin terkadang dapat menggunakan pengobatan alternatif pada tahap awal.

Namun, selama kehamilan dan pada tahap tersier, siapa pun yang memiliki alergi akan menjalani desensitisasi penisilin untuk mendapatkan pengobatan yang aman.

Setelah lahir, bayi yang baru lahir dengan sifilis harus menjalani pengobatan antibiotik. Penderita sifilis harus menghindari kontak seksual sampai mereka menyelesaikan semua pengobatan dan menerima hasil tes darah yang mengkonfirmasikan bahwa penyakitnya telah sembuh.

Mungkin diperlukan waktu beberapa bulan sampai tes darah menunjukkan bahwa sifilis telah berkurang ke tingkat yang aman.

Baca juga artikel terkait VIRAL atau tulisan lainnya dari Balqis Fallahnda

tirto.id - Gaya hidup
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Dhita Koesno