tirto.id - Ketua Penyelenggara B20 Shinta Kamdani membuka B20 Indonesia Summit 2022. Dalam kesempatan itu, dia menawarkan setidaknya tiga area breakthrough (terobosan).
Pertama inovasi, pemerintah mendorong percepatan adopsi teknologi agar dunia pulih lebih kuat. Kedua adalah inklusi. Walaupun pertumbuhan ekonomi membaik, masih ada masalah dalam teknologi global.
Oleh karena itu, B20 mendorong inklusifitas, termasuk UMKM, perempuan dan kelompok rentan. Kemudian, ia mendorong kolaborasi dalam penanganan masalah seperti gangguan iklim, pandemi, dan masalah disrupsi rantai pasok.
"Kami harap ini semua akan diadopsi dan dilanjutkan untuk bekerja sama dalam mengimplementasikan dan mencapai target tersebut. Kami tidak ingin berhenti hanya di rekomendasi. Kami juga menargetkan untuk menerjemahkan dalam kegiatan nyata di masyarakat yang kami wakili, mendorong proses dan meninggalkan legacy," kata Shinta, Bali, Minggu (13/11/2022).
Shinta memastikan, pada forum B20 pihaknya berhasil menyiapkan 25 rekomendasi kebijakan dan 68 rencana aksi kebijakan dalam pelaksanaan B20 Indonesia sejak serah terima tugas dari B20 Italia pada November 2021 lalu.
Hal itu berdasarkan 1200 task force yang dibentuk dari berbagai pihak dan mewakili dari berbagai pihak.
"Dengan bantuan dan partisipasi dari seluruh dunia, saya senang untuk menginformasikan bahwa prioritas kami dalam B20 secara kolektif sudah diterjemahkan dalam 25 policy recommendation and 68 policy action," kata Shinta.
B20 mengedepankan sejumlah poin penekanan antara lain untuk membuat semakin maju (to advance), inovatif (innovate), inklusif (inclusive) dan pertumbuhan bersama (collaborative growth).
Strategi yang dikedepankan sudah berupaya menghadapi berbagai masalah dunia. Ia mengaku, tim B20 Indonesia menghadapi banyak masalah seperti masalah pandemi, pertumbuhan dan transformasi digital hingga perubahan iklim.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Anggun P Situmorang