tirto.id - Ketua Forum Komunitas Driver Ojek Online Indonesia (FKDOI), Rahman mengakui, banyak beredar akun driver ojek online Go-Jek palsu yang tidak sesuai dengan identitas pengendara asli. Ia mengatakan, hal tersebut merupakan dampak dari pemutusan hubungan kemitraan (suspensi) yang tanpa toleransi.
"Enggak ada pemberitahuan sebelumnya oleh Go-Jek saat memberikan suspensi," ujar Rahman di daerah Pancoran, Jakarta pada Minggu (21/10/2018).
Data sementara yang dikumpulkan pihaknya, ada 5 ribu driver di seluruh Indonesia yang disuspensi secara sepihak oleh Go-Jek.
"Mereka masih banyak yang kerja. Mereka bisa beli akun, sewa akun di grup Facebook," ujarnya.
Ia mengatakan, alasan penjualan akun palsu bervariasi, ada karena pemilik akun malas mengambil penumpang, ada pekerjaan lain, dan sebagainya. Akun palsu ini ada yang dijual Rp1,5 juta.
"Harganya Rp1,5 juta, uang muka dulu Rp500 ribu. Banyak lah (praktiknya), antar teman," ujarnya.
Rahman mengaku ingin menghentikan praktik jual beli akun ini dan mengambalikan akun driver yang disuspensi. Oleh karena itu, pada Rabu (24/10/2018), FKDOI berencana mengajukan data driver yang disuspensi oleh manajemen Go-Jek untuk diaktifkan kembali.
"Dari pada kayak gitu (jual beli akun) kan mending buka akun yang disuspensi, karena mereka (driver yang disuspensi) berharap bisa kerja lagi," ujarnya.
Sementara itu, ia mengatakan bahwa dilakukannya suspensi karena beragam alasan. Mulai dari fake GPS (posisi palsu driver), order fiktif, hingga komen pengguna.
"Ya ini kami mau minta penjelasan. Bahkan bukan penjelasan saja, tolong bukain akun mereka kembali, agar mereka bisa bekerja, mencari nafkah untuk keluarga," tuntutnya.
Penulis: Shintaloka Pradita Sicca
Editor: Yandri Daniel Damaledo