tirto.id - Semua film horor sebagian besar mengumbar adegan penuh kekejaman. Tak hanya penuh adegan berdarah-darah, film horor memang sengaja memanjakan penggemarnya dengan adegan ditusuk, dipukul maupun dicekik.
Sedangkan film Insidious 4: Last Key ini bisa dikatakan kunci yang menjembatani kompleksitas beberapa sekuel sebelumnya.
James Wan dan Leigh Whannell pencetus kisah serial Insidious ini memang dipersiapkan khusus dan berbeda dari tiga sekuel sebelumnya, maka judul “The Last Key” dipilih.
Prolog film ini membawa penonton kembali ke awal kisah Elise dimana alur kisah dikembalikan ke masa kecilnya. Kenangan tentang eksekusi mati dan ayahnya yang membuat bekas pada pengalaman supranatural Elise. Adegan ibunya yang berakhir di tiang gantungan menjadi hentakan di film ini.
Whannel kembali menampilkan kisah horor pada kejadian di sebuah kota kecil Five Keys, New Mexico pada 1950-an.
Setelah di menit-menit awal mengekspos latar tahun 1950-an, penonton kembali dibawa ke latar tahun 2010. Elise mendapat telepon dari pria berperangai aneh yang hidup di rumah lamanya. Ia sempat mengunjunginya dan menghadapi roh-roh yang menghantui rumah itu. Dua wanita muda (keponakan Elise) yang muncul untuk sekedar peran berteriak-teriak tidak bisa melakukan lebih dari sekadar tersenyum.
Film ini semakin disayangkan karena ini mungkin satu-satunya film franchise yang akan kita lihat tahun ini, tahun depan atau tahun hingga bintang utamanya akan berusia 74 tahun.
Akting Lin Shaye masih sama seperti sebelumnya, dan saya tidak dapat salah menggambarkan dan menyebutnya sebagai "performa yang baik". Tapi dia memang memiliki performa bagus dan selama klimaks film tersebut (atau apa yang disebut setelah klimaks), reaksinya saat melihat arwah seseorang yang dekat dengannya itu terlihat sangat menyentuh. Bisa dikatakan dari semua komentar mengenai film ini, arwah terlihat lembut dan menyentuh.
Film Insidious 4: Last Key ini sudah mulai ditayangkan di bioskop tanah air pada 5 Januari dan bisa disaksikan mulai akhir pekan ini.
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri