Menuju konten utama

Fesyen Ramadan: Baju Syar'i Dinilai akan Jadi Tren Lebaran 2019

"Yang paling banyak diborong busana model syar'i," kata Ifa penjual pakaian di Tanah Abang

Fesyen Ramadan: Baju Syar'i Dinilai akan Jadi Tren Lebaran 2019
Calon konsumen memilih jilbab di salah satu gerai di sebuah pusat perbelanjaan di Semarang, Jawa Tengah, Selasa (30/5). ANTARA FOTO/R. Rekotomo

tirto.id - Selain praktis dan harganya terjangkau, baju syar'i telah mulai digemari sejak tahun 2015-an. Kehadirannya merupakan antitesis dari merebaknya gaya jilbab mini dengan atasan ketat yang sering dipadukan dengan bawahan yang juga ketat seperti celana jins.

Model baju syar'i ini dinilai akan menjadi tren lebaran tahun ini. Hal ini tampak dari ribuan pembeli yang menyerbu lapak pedagang busana muslimah di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat untuk berburu model baju tersebut.

Hal serupa yang disampaikan Ifa, penjaga toko busana muslimah Albatany Daffa Central di Blok A Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat.

"Yang paling banyak diborong busana model syar'i," katanya sebagaimana dilansir Antara.

Ifa mengatakan dalam satu hari, tokonya mampu menjual hingga 300 potong baju muslimah dengan lebih dari 200 potong di antaranya adalah busana muslimah model syar'i.

Baju syari dijual dengan harga sekitar Rp135ribu sampai Rp250ribu per potong. Sementara busana model gamis juga dijual dengan harga antara Rp200ribu sampai Rp300ribu per potong.

Menurutnya, busana muslimah model syar'i memiliki model lebih modis dengan ciri-ciri utama dijual satu paket dengan jilbab dengan warna yang serasi dengan busananya, berbeda dengan model gamis yang tidak dijual dalam satu paket dengan jilbab.

Bahan kain yang ditawarkan dari busana muslimah model tersebut bermacam-macam mulai dari jaguar, katun dan satin. Model syar'i bahan katun lebih banyak diserbu pelanggan karena serat kainnya lebih lembut sehingga lebih nyaman dipakai dibandingkan bahan jaguar yang memiliki ciri-ciri serat kain lebih kasar.

"Meski berserat lebih kasar, busana muslimah model syar'i dengan perpaduan bahan jaguar dan katun juga banyak dibeli pemborong karena terlihat lebih glamor," kata Ifa.

Berbeda dengan Ifa, Ratih, penjual busana muslimah lain, mengatakan pembeli di tokonya lebih banyak membeli busana muslim model syari berbahan teribos.

Bahan tersebut, kata dia, memiliki ciri-ciri serat lain yang lebih tipis dan lebih ringan dibandingkan bahan katun. Meski lebih tipis dan ringan, bahan jenis ini tetap tidak menerawang.

Ratih mengaku, dirinya bisa menjual 200-300 potong per hari untuk busana muslim model syari.

"Karena mau lebaran, jadi pelanggan lebih banyak membeli model syari," jelasnya.

Di antara busana model syari yang dibeli, dia mengatakan pelanggan di tokonya lebih sering memilih busana warna krem, peach, hijau toska dan perpaduan di antara warna-warna tersebut.

Anisa, pembeli baju syar'i di Pasar Tanah Abang sengaja datang berburu baju model ini karena terdorong keinginan untuk tampil anggun layaknya para influencer kekinian.

"Lebih suka yang syar'i karena lebih praktis dan lebih sederhana, tapi tetap anggun," kata karyawati swasta berusia 25 tahun itu.

Kini, dengan mulai menggemanya gaya hidup hijrah, utamanya di kalangan selebritas yang menyerukan untuk bergaya hidup ke jalan yang lebih Islami, baju syar'i pun mulai naik daun.

Sejumlah influencer yang menerapkan fesyen hijrah seperti kakak-beradik Sungkar hingga penyanyi Mulan Jameela tampak gencar mempromosikan gaya fesyen ini.

Baca juga artikel terkait RAMADAN 2019

tirto.id - Gaya hidup
Sumber: Antara
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Dipna Videlia Putsanra