tirto.id -
Hal ini dijelaskan direktur festival Thierry Fremaux, sebagaimana dikutip Variety, Senin (7/4/2020). Festival Film Cannes semula dijadwalkan digelar Maret lalu ditunda jadi Mei dan berubah lagi jadi akhir Juni atau awal Juli, tanggalnya belum pasti.
"Cannes adalah jiwa, sejarah dan efisiensi, itu adalah sebuah model yang tak akan bisa jalan (kalau digelar virtual). Apa-apaan festival digital? Kompetisi digital?" kata Fremaux.
Ia lantas melanjutkan dengan pertanyaan pengandaian apakah film-film Wes Anderson atau Paul Verhoeven disaksikan di layar komputer.
"Top Gun 2, Soul-nya Pixar... Film-film ini sudah ditunda jadwal tayangnya, mengapa kita harus memutarnya di perangkat digital duluan sih?" lanjutnya.
Penolakan Cannes untuk digelar secara digital, tentu saja, tidak mengejutkan. Fremaux adalah pecinta berat layar lebar - ia bahkan menyelenggarakan Lumiere Festival tahunan Lyon sebagai penghormatan bagi para pelopor bioskop Prancis, Lumiere bersaudara.
"Para sutradara didorong oleh gagasan untuk menunjukkan film mereka di layar lebar dan membagikannya dengan orang lain di acara-acara seperti festival, bukan karena karya mereka berakhir di iPhone," kata Fremaux.
"Jika semua festival dibatalkan, kita harus memikirkan cara untuk menampilkan film, untuk menghindari pemborosan setahun, tapi saya tidak berpikir alternatif yang genting dan improvisasi dari Cannes atau Venesia - tidak lebih cepat dilakukan daripada dilupakan - akan menjadi solusinya."
Hal yang dijelaskan Fremaux ini bersepakat dengan komentar pimpinan Festival Film Venesia Alberto Barbera yang juga menolak mengadakan festival daring, berbeda dengan Festival Film Internasional Toronto yang lebih cakap digital.
Cannes juga telah membangun reputasinya sebagai landasan peluncuran bergengsi untuk film-film dari seluruh dunia sebelum busur teater mereka di Perancis dan luar negeri - model yang telah berhasil bekerja selama beberapa dekade, seperti yang terjadi tahun lalu dengan "Parasite" karya Bong Joon-ho yang kemudian menjadi hit komersial dan meraih empat Oscar setelah memenangkan Palme d'Or.
Festival ini juga bekerja berdampingan dengan distributor dan peserta pameran Prancis yang terwakili dengan baik di dewan festival.
Meskipun Prancis terkunci selama tiga minggu akibat pandemi corona, Fremaux berpendapat bahwa festival ini tetap berjalan dengan pemilihan film sambil memantau evolusi pandemi. Setelah menyebabkan 8.911 kematian di Prancis, coronavirus dapat mencapai puncaknya di negara itu awal minggu depan, menurut laporan setempat.
Agen penjualan utama yang mewakili sebagian besar judul dalam kompetisi telah mengirimkan film mereka ke komite seleksi Cannes, dan tanggal pendaftaran diperpanjang satu setengah bulan, kata festival baru-baru ini. Cannes juga mendapat dukungan penuh dari walikota kota itu, serta kementerian kebudayaan Prancis.
Sementara itu Venice Film Festival juga belum memutuskan untuk diberlakukan online.
"Tidak dapat digantikan oleh acara online. Jelas ada kemungkinan bahwa kami menggunakan teknologi untuk beberapa inisiatif, namun masih terlalu dini untuk memutuskan hal ini," kata juru bicara Venice pada Senin (6/4/2020).
Komentar tersebut terlontar setelah Direktur Artistik VIFF Alberto Barbera menyatakan, tidak mempertimbangkan pilihan digital pada sebuah wawancara sebelumnya.
Sebelumnya, Joana Vicente dan Cameron Bailey, yang merupakan penyelenggara Toronto International Film Festival (TIFF) menyatakan, ada kemungkinan untuk menggunakan teknologi digital. TIFF akan berlangsung pada 10-20 September 2020.
"Toronto adalah jenis festival yang berbeda, tidak sebanding dengan Cannes atau Venice," kata Barbera.
"Bekerja sama seperti tahun-tahun sebelumnya, (saat ini) kami tidak dapat memberikan secara spesifik tentang masa depan,” sambungnya.
VIFF merupakan salah satu festival film tertua di dunia. Tahun ini, festival ini telah memasuki penyelenggara yang ke-77.
Venice merupakan festival yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan mempromosikan sinema internasional dalam segala bentuknya sebagai seni, hiburan dan sebagai industri, dalam semangat kebebasan dan dialog.
Festival ini juga menyelenggarakan retrospektif kepada tokoh-tokoh utama sebagai kontribusi terhadap pemahaman yang lebih baik tentang sejarah perfilman.
Venice berada di negara Italia yang merupakan negara dengan korban kematian virus COVID-19 tertinggi di dunia.
Sampai saat ini, telah ada total kematian 15.889 dari jumlah 128.948 kasus pasien yang positif, seperti dilansir dari World Health Organization (WHO).
Selain VIFF, Venice Biennale, yang merupakan acara dalam satu naungan yang sama, menunda penyenggarakan dari 23 Mei menjadi 29 Agustus 2020 akibat COVID-19.
Editor: Agung DH