tirto.id - Seorang anggota masjid di Orlando diperiksa oleh biro penyelidik federal Amerika Serikat (FBI) pada Sabtu, (18/06/2016). Pria itu diduga memiliki kedekatan dengan Omar Mateen, pelaku penembakan di klub gay “Pulse” yang menewaskan 49 orang pada 12 Juni lalu.
Pria yang identitasnya masih dirahasiakan tersebut diketahui sering mengunjungi masjid di dekat rumah Mateen.
Omar Saleh, seorang pengacara dari Dewan Hubungan Islam Amerika, mengatakan bahwa dua orang anggota FBI menanyai rekan Mateen itu selama 30 menit sebelum ibadah salat Jumat.
"Kami bertemu beberapa agen," kata Saleh. “Mereka mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan kejadian (penembakan) Minggu lalu," imbuhnya.
Penyelidikan terhadap rekan Mateen tersebut dilakukan untuk mengembangkan informasi tentang kepribadian Mateen yang diduga memiliki masalah perilaku yang kronis saat masih remaja.
Mantan istri pertama Mateen menjabarkan, mantan suaminya itu sangat temperamental sekaligus bermasalah dalam kondisi mentalnya.
Pihak lain yang mengaku kenal Mateen mengatakan, Mateen memiliki sifat pendiam dan cenderung kurang bersosialisasi.
FBI sebelumnya menyatakan telah mewawancarai Mateen pada 2013 dan 2014 karena dicurigai menjalin hubungan dengan jaringan militan ISIS. Namun, FBI kemudian menyimpulkan bahwa Mateen bukanlah orang yang berbahaya.
Sementara itu, upacara pemakaman diadakan di sekitar Florida dan di Puerto Riko, tempat asal sebagian korban. Para pelayat tampak berduka dan saling berpelukan saat pemakaman Kimberly Morris (37) di Kissimmee, Florida.
Kondisi yang sama juga terjadi di saat pemakaman Angele Candelario-Padro (28) di kampung halamannya Guanica, Puerto Riko.
Mateen (29) adalah seorang warga negara AS kelahiran New York keturunan imigran Afghanistan yang bekerja sebagai satpam swasta.
Ia ditembak mati oleh polisi pada 12 Juni setelah secara membabi buta melepaskan tembakan yang menewaskan 49 orang, sebuah angka korban tertinggi dalam sejarah penembakan di AS. (ANT)
Penulis: Putu Agung Nara Indra
Editor: Putu Agung Nara Indra