tirto.id - Amerika Serikat kembali bergejolak tatkala seorang polisi menembak mati seorang pemuda kulit hitam bernama Daunte Wright (20) pada hari Minggu di Brooklyn Center. Letak kejadian itu sekitar 10 mil dari tempat mantan polisi Derek Chauvin diadili karena membunuh George Floyd.
Kasus penembakan itu, The New York Times melaporkan, memantik kemarahan ratusan orang yang turun ke jalan untuk melakukan demonstrasi, tepatnya di jalan Brooklyn Center, New York, Amerika Serikat. Lantas, bagaimana kronologi kejadiannya?
Kepala Tim Gannon dari Departemen Kepolisian Brooklyn Center menyatakan, saat itu petugas menghentikan Wright karena pelanggaran lalu lintas terkait tanda registrasi yang sudah kadaluwarsa. Petugas kemudian menemukan bahwa dia memiliki surat perintah penangkapan yang belum dibayar.
Saat polisi hendak menahan Wright, dia berjalan kembali ke mobilya sehingga terjadi cekcok dengan petugas. Namun, berdasarkan rekaman video, seorang petugas terlihat menodongkan pistol ke arah Wright sambil berteriak "Taser".
Setelah mobil menjauh, petugas tersebut berteriak dengan kata-kata tak senonoh. Ia pun berkata kepada dua petugas: "Saya baru saja menembaknya." Mobil yang dikendarai Wright sempat menempuh perjalanan beberapa blok dan akhirnya menabrak kendaraan lain. Kemudian, polisi dan petugas medis mengumumkan kalau Wright meninggal di lokasi kejadian.
Chief Gannon berdalih bahwa petugas tersebut berniat untuk menyebarkan Taser (senjata kejut listrik), "tetapi malah menembak Tuan Wright dengan satu peluru."
Polisi Itu Diidentikasi Bernama Kim Potter
Sebagaimana diwartakan NPR, petugas polisi yang menembak mati Daunte Wright telah diidentifikasi dan namanya adalah Kim Potter. Badan Penahanan Kriminal Departemen Keamanan Publik Minnesota menyatakan, Potter adalah veteran departemen 26 tahun, tapi sedang cuti administatif.
Berdasarkan video yang beredar, petugas lain berbicara kepada Wright, yang keluar dari sedan putih. Saat petugas lain mulai memborgolnya, Wright tampak menarik tangannya dan kembali masuk ke dalam mobil.
Saat petugas pertama berusaha menahan Wright, petugas yang memakai kamera berlari menuju pintu yang terbuka dan mengeluarkan pistolnya. Dia berteriak "Taser" tiga kali, lalu melepaskan tembakan. Setelah itu dia berkata "Sialan, aku baru saja menembaknya," saat mobil melaju pergi.
Kendati demikian, Biro Penahanan Kriminal sedang menyelidiki penembakan itu. Penyelidik dari biro tidak hadir pada konferensi pers hari Senin. Kendati demikian, Tim Gannon mengatakan biro "tidak membenarkan" perilisan video tersebut.
Gannon berkata tentang alasannya merilis video dalam waktu 24 jam setelah pengambilan gambar itu karena "saya merasa komunitas perlu tahu apa yang terjadi. Mereka perlu melihatnya. Saya harus transparan. Dan saya ingin terus terang, dengan hormat ke Daunte juga."
Seorang walikota, Elliot mengatakan bahwa dia mendukung pemecatan petugas yang menembak itu. "Hati kami sakit sekarang. Kami kesakitan sekarang," kata Elliott, yang berkulit hitam dan seorang imigran Liberia.
Dia mengatakan penembakan itu "tidak mungkin terjadi pada waktu yang lebih buruk" karena mata Amerika sudah mengamati area Minneapolis; Pengadilan Derek Chauvin, mantan petugas polisi yang dituduh melakukan pembunuhan dalam kematian George Floyd.
"Jadi melibatkan penembakan polisi dalam komunitas kami dan membunuh seorang pemuda adalah memilukan dan tak terduga," katanya, suaranya pecah.
"Biar saya perjelas: Kami akan menyelesaikan masalah ini; kami akan melakukan semua yang dapat kami lakukan untuk memastikan keadilan ditegakkan untuk Daunte Wright."
Editor: Iswara N Raditya