tirto.id - Jamur Cordyceps menjadi perbincangan karena terdapat di serial The Last of Us. Di dalam film tersebut, jamur ini dikatakan sebagai pemicu suatu penyakit yang menyebabkan para pengonsumsinya seperti zombi.
Cordyceps Brain Infection (CBI) digambarkan dalam serial The Last of Us sebagai penyakit yang terjadi akibat jamur Cordyceps. Hampir semua manusia yang ada di bumi menjadi tidak terkendali akibat penyakit tersebut.
Menurut situs Den of Geek, serial The Last of Us mencitrakan kehidupan manusia yang berakhir. Semua orang, yang menjadi zombi, saling serang dan membuat keributan di kota-kota. Penyakit akibat Cordyceps diceritakan tidak mempunyai obat maupun vaksin.
Oleh sebab itu, wabah tersebut diklaim hanya bisa berakhir dengan pemusnahan. Dengan kata lain, lingkungan yang berisi orang-orang terinfeksi CBI harus dibasmi.
Terlepas dari series tersebut, ada beberapa fakta ilmiah terkait jamur Cordyceps. Selain itu, ada risiko yang berbahaya terkait jamur berdasarkan ilmu mikologi.
Lantas, apa saja fakta ilmiah dan bahayanya jamur Cordyceps dalam ilmu mikologi?
Apa Itu Jamur Cordyceps?
Berdasarkan ungkapan situs Web MD, Cordyceps adalah jamur yang terdapat pada ulat-ulat tertentu di dataran tinggi Cina.
Umumnya, jamur ini dapat digunakan untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Cara kerjanya adalah dengan memberi rangsangan terhadap sel dan berbagai bahan kimia, yang ada di dalam tubuh.
Bukan hanya itu, diinformasikan juga bahwa jamur Cordyceps mampu melawan berbagai sel kanker, mengecilkan tumor, dan menjaga kesehatan kulit.
Fakta-Fakta Ilmiah Tentang Jamur Cordyceps
Selain pengertian serta fungsi di atas, jamur Cordyceps ternyata mempunyai beberapa fakta ilmiah. Berikut ini daftar fakta ilmiah terkait jamur tersebut, dilansir situs Feelgood Health dan Super Foods Australia.
1. Digunakan Para Atlet
ATP (Adenosin trifosfat) merupakan zat kimia yang bertugas sebagai penyimpan dan pemberi energi dalam sel. Para atlet kerap mendapatkan suplemen Cordyceps agar suplai ATP yang tersedia dalam tubuh mereka bertambah.
2. Mengandung Vitamin D
Vitamin D dapat diperoleh seseorang ketika mereka terkena sinar matahari. Kenyataannya, jamur Cordyceps mengandung vitamin terkait, tepatnya sebagai penyuplai vitamin D nabati.
3. Terdiri dari Miselium, Tubuh, dan Spora
Jamur Cordyceps terdiri dari tiga bagian yakni miselium, tubuh, dan spora. Miselium bertugas sebagai penyerap nutrisi tanah. Sementara itu, tubuh merupakan bagian yang tumbuh di bagian atas tanah. Yang terakhir adalah spora, yang bertugas memunculkan jamur Cordyceps lain.
4. Mengandung Berbagai Nutrisi
Terdapat banyak senyawa yang terkandung dalam jamur Cordyceps. Misalnya, protein, omega (3, 6, 9), vitamin (B1, B2, B12, E, L, dan K). Selain itu, terdapat juga mineral bioaktif seperti tembaga, besi, nikel, silikon, kalsium, dan seng.
Bahaya Jamur Cordyceps dalam Ilmu Mikologi
Jamur Cordyceps memang mengandung berbagai macam manfaat. Akan tetapi, terdapat juga efek samping yang dapat terjadi jika seseorang mengonsumsinya. Hal tersebut terjadi karena jamur berinteraksi dengan obat-obat lain atau penyakit-penyakit tertentu.
Situs Forij menyebutkan beberapa efek samping yang dapat dialami setelah mengonsumsi jamur Cordyceps.
- Terjadi perlambatan pembekuan darah
- Meningkatkan pendarahan pasca operasi
- Meningkatnya gejala autoimun
- Reaksi alergi
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Fadli Nasrudin