tirto.id - Film serial dari HBO, yang berjudul The Last of Us telah rilis sejak 15 Januari 2022. Pada musim pertamanya, serial ini viral di Indonesia kerena Jakarta jadi salah satu latar tempat serial tersebut.
Episode itu juga dibintangi artis kawakan seperti Yayu Unru dan Christine Hakim dalam film yang diadaptasi dari game yang berjudul sama.
Selain kota dan artis Indonesia yang terlibat, publik juga mengira bahwa biang kerok berubahnya manusia menjadi zombie, virusnya berasal dari Jakarta.
Serial dalam film ini berkisah tentang hancurnya peradaban, yang terjadi dalam dua dekade silam. Kehancuran peradaban dalam film ini, umat manusia terpapar virus yang bernama Cordyceps atau Cordyceps Brain Infection (CBI).
Virus ini berasal dari jamur. Dimana, jamur yang menginfeksi manusia, akan berubah menjadi zombie. Manusia yang terpapar jamur ini, akan bertingkah brutal, mengerikan dan wujudnya seperti monster.
Fakta-fakta Jamur Cordyceps
Bagaimana fakta mengenai jamur Cordyceps dalam dunia nyata? Berikut merupakan fakta tentang jamur Cordyceps yang menginfeksi umat manusia dalam serial The Last of Us.
1. Diduga Punya Banyak Manfaat Kesehatan
Menurut laman Healthline berikut ini beberapa manfaat yang mungkin bisa dikembangkan dari jamur Cordyceps:
- Jamur Cordyceps Meningkatkan Kebugaran
- Jamur Cordyceps Mencegah Penuaan
- Jamu Cordyceps Mencegah Tumor
- Jamur Cordyceps Mengobati Diabetes
- Manfaat yang Mungkin untuk Kesehatan Jantung
- Dapat Membantu Melawan Peradangan
Namun, penting untuk dicatat bahwa penelitian-penelitian tersebut dilakukan pada hewan dan tabung reaksi, bukan manusia, sehingga masih perlu penelitian lebih lanjut terkait jamur ini.
2. Berasal dari Cina
Cordyceps adalah sejenis jamur yang berasal dari Gunung Baekdu, Tiongkok. Cordyceps tumbuh secara alami di Gunung Baekdu dan dikonsumsi sebagai obat.
Cordyceps berasal dari ngengat yakni sejenis serangga yang bertelur pada daun atau di dalam tanah. Larva yang menetas bergerak ke dalam tanah dan terinfeksi oleh spora cordyceps hingga tumbuh batang jamur yang menghasilkan spora, yang kemudian akan menginfeksi larva lainnya.
3. Jamur Cordyceps Ada di Indonesia
Sebuah perusahaan asal Taiwan berhasil membudidayakan jamur cordyceps di dalam sebuah pabrik di Indonesia dan di proses menjadi produk herbal dengan banyak manfaat.
"Sekarang ini kami membudidayakannya di dalam botol tanpa mengurangi nutrisi dan khasiat yang terkandung di dalamnya," jelas pengusaha budidaya cordyceps, Frisca Sucianto, pada 2016 lalu.
Frisca mengatakan menumbuhkan cordyceps di alam membutuhkan waktu selama setahun, karenanya perusahaannya, Mucho Cordyceps, membudidayakan jamur yang terdiri atas 400 jenis ini di dalam botol dengan media beras dan air yang ditambahkan spora cordyceps.
"Dengan proses ini cordyceps tumbuh dalam waktu tiga bulan," jelasnya, menambahkan bahwa hasil uji DNA (genetika) terhadap cordyceps dalam kemasan botol sama dengan jamur yang tumbuh di alam.
4. Ada Dua Jenis Cordyceps
Menurut Frisca, ada dua jenis cordyceps yang telah dikenal sebagai bahan obat-obatan yakni cordyceps militaris dan cordyceps sinensis.
Jenis yang pertama, imbuhnya, dulu hanya dikenal di kalangan para kaisar, sedangkan masyarakat biasa hanya dapat mengonsumsi cordyceps sinensis.
"Kami membudidayakan cordyceps militaris dalam botol dan telah mengemasnya dalam bentuk kapsul herbal sehingga mudah dikonsumsi," kata Frisca.
5. Khasiat Cordyceps
Sejumlah penelitian ilmiah yang dipublikasikan dalam jurnal-jurnal internasional menyebutkan khasiat cordyceps yang diantaranya adalah untuk memperkuat daya tahan tubuh, melindungi organ vital seperti jantung, serta menurunkan gula darah dan kolesterol serta mencegah tumbuhnya sel-sel kanker.
Penulis: Sulthoni
Editor: Dipna Videlia Putsanra