tirto.id - Kementerian Kesehatan telah mencanangkan program wajib vaksin Japanese Encephalitis (JE) di berbagai wilayah di Indonesia. Program ini dilakukan mulai September lalu dan diharapkan selesai sesuai target pada November 2023.
VaksinJapanese Encephalitis merupakan vaksin yang digunakan untuk mencegah penyakit radang otak akibat infeksi virus Japanese Encephalitis. Mengingat belum ada obat yang bisa menyembuhkan radang otak JE, maka vaksin menjadi senjata utama untuk mencegah penyakit ini.
Japanese Encephalitis sendiri termasuk penyakit berbahaya yang bisa mengakibatkan kematian. Menurut Kementerian Kesehatan, Case Fatality Rate (CFR) atau risiko kematian dari penyakit ini mencapai 20-30 persen. Sementara 30-50 persen dari penderita yang bertahan hidup biasanya akan mengalami gejala sisa seperti kelumpuhan, perubahan perilaku, hingga cacat berat.
Sehingga, pemerintah saat ini mulai menggalakkan program imunisasi Japanese Encephalitis, apalagi ada banyak laporan kasus penyakit JE di Indonesia. Sejak 2014 hingga Juli 2023, dilaporkan sudah ada 145 kasus dengan 30 di antaranya berada di Kalimantan Barat.
Fakta-Fakta Vaksin Japanese Encephalitis
Vaksin JE adalah salah satu upaya untuk mencegah penyakit Japanese Encephalitis. Berikut beberapa fakta terkait vaksin JE:
1. Jenis-Jenis Vaksin Japanese Encephalitis
Saat ini ada empat jenis vaksin Japanese Encephalitis yang dipakai, yaitu:
- Live-attenuated vaccine (strain SA 14-14-2),
- Inactivated Vero cell-derived vaccine (JE-VC), (IXIARO)
- Inactivated mouse brain-derived vaccine (JE-MB)
- Live attenuated chimeric vaccine (gen dari yellow fever 17D) (IMOJEV)
2. Jumlah Dosis Vaksin Japanese Encephalitis
Pemberian vaksin JE diutamakan untuk bayi mulai dari usia 9 bulan hingga anak-anak berusia kurang dari 18 tahun. Vaksin JE diberikan sebanyak 1 dosis (0,5 ml) dan memerlukan booster pada 1-2 tahun kemudian.
Sementara untuk kelompok dewasa atau usia 18 tahun ke atas, cukup diberi vaksin JE sebanyak 1 dosis tanpa perlu booster. Hal ini karena titer proteksi tetap tinggi hingga 5 tahun setelah vaksinasi pertama dilakukan.
3. Cara Kerja Vaksin Melindungi Tubuh dari Japanese Encephalitis
Setelah vaksinasi, sistem kekebalan alami manusia akan bekerja melindungi tubuh dari infeksi Japanese Encephalitis. Jadi, perlu dipahami bahwa vaksin bukanlah obat untuk menyembuhkan JE, tapi mencegah seseorang terkena penyakit JE.
Menurut informasi dari laman Health Direct, vaksin seperti IMOJEV yang disuntikkan pada orang dewasa biasanya mulai bekerja melindungi tubuh 2 minggu setelah penyuntikan/imunisasi dilakukan. Sedangkan pada usia anak-anak, vaksin biasanya baru bekerja melindungi tubuh sekitar 4 minggu setelah penyuntikan.
4. Efek Samping Vaksin Japanese Encephalitis
Beberapa efek samping vaksin JE yang mungkin terjadi antara lain:
- Bekas suntikan terasa nyeri, mengalami kemerahan, atau bengkak
- Demam ringan
- Muntah
- Bayi menjadi rewel dan menangis berlebihan
- Mengantuk
- Kehilangan nafsu makan
5. Harga Vaksin Japanese Encephalitis Dianggap Mahal
Vaksin JE sudah tersedia di fasilitas kesehatan seperti di klinik atau rumah sakit. Harganya cukup bervariasi tergantung kebijakan fasilitas kesehatan tersebut.
Harga vaksin Japanese Encephalitis di rumah sakit berkisar antara Rp630 ribu hingga Rp650 ribu. Vaksinasi ini umumnya sudah dilengkapi dengan layanan konsultasi dengan dokter.
6. Kelompok Orang yang Dilarang Menerima Vaksin Japanese Encephalitis
Vaksin JE memang wajib diberikan untuk mencegah penyakit Japanese Encephalitis, tapi ada beberapa orang yang dianjurkan tidak menerima vaksin ini karena kondisi tertentu, berikut di antaranya:
- Wanita hamil dan menyusui
- Memiliki penyakit yang menurunkan sistem kekebalan tubuh, misalnya HIV/AIDS atau kanker
- Sedang mengalami demam (pemberian vaksin harus ditunda sampai demam hilang atau kondisi badan sudah sehat).
- Memiliki alergi terhadap bahan aktif dalam vaksin
- Memiliki penyakit akut
- Sedang mengkonsumsi obat-obatan karena kondisi medis tertentu
7. Vaksin JE Terbukti Menurunkan Kasus Japanese Encephalitis di Dunia
Penyakit Japanese Encephalitis termasuk masalah kesehatan serius di dunia. Karena itu, vaksinasi JE tak hanya digalakkan di Indonesia, tapi juga di berbagai negara.
Beberapa negara di Asia diketahui telah menjalankan program vaksinasi JE pada anak-anak, misalnya di Jepang, Korea, Cina, Thailand, dan Taiwan. Hasilnya, vaksin JE terbukti menurunkan angka kasus penyakit Japanese Encephalitis secara signifikan selama beberapa puluh tahun terakhir.
Penulis: Erika Erilia
Editor: Nur Hidayah Perwitasari