tirto.id - Wakil Ketua DPR Fadli Zon menilai anggaran pembangunan gedung baru DPR sebesar Rp601 miliar tak seberapa dibandingkan dengan dana penyelenggaraan seminar International Monetary Fund (IMF)-World Bank tahun 2018 yang mencapai Rp1 triliun.
"Ya itu mau seminar IMF 1 triliun rupiah di Bali tahun depan. Ya mendingan bikin Gedung DPR. Ini milik negara, bukan milik perorangan. Kalau seminar kan habis," kata Fadli di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (26/10/2017).
Lagi pula, kata Fadli, rencana pembangunan gedung baru DPR telah dibahas sejak tahun 2015 lalu dan telah melalui serangkaian pembahasan dengan pemerintah. Sehingga, menurutnya wajar bila dana tersebut pada akhirnya disetujui oleh Kemenkeu.
"Itukan memang sudah melalui proses bersama dengan pemerintah. Kita memerlukan itu," kata Fadli.
Sementara itu, Wakil Ketua DPR Agus Hermanto menjelaskan anggaran Rp601 miliar tersebut hanya untuk perencanaan pembangunan Gedung DPR.
"Itu adalah anggaran dikhususkan untuk perencanaan saja karena nantinya kan itu tidak hanya khusus untuk pembangunan gedung tetapi juga untuk alun-alun demokrasi, untuk gedung-gedung DPD, DPR dan lain sebagainya," kata Agus di DPR, Kamis, (26/10).
Dengan perencanaan tersebut, kata Agus, komplek parlemen diharapkan dapat tertata dengan perencanaan yang cukup matang.
Politisi Demokrat ini pun menyatakan dana tersebut bukanlah sebuah pemborosan. Pasalnya, perencanaan pembanguan gedung baru DPR itu sudah semakin kompleks dan butuh dana besar.
"Kalau dulu kan hanya pembangunan gedung DPR saja. Sekarang ada alun-alun demokrasi dan sebagainya," kata Agus.
Dalam Rapat Paripurna DPR, proyek penataan kawasan parlemen berupa pembangunan gedung baru dan alun-alun demokrasi senilai Rp601 miliar telah disahkan masuk dalam APBN 2018.
Dari anggaran tersebut untuk pembangunan gedung baru DPR sebesar Rp320,44 miliar dan alun-alun demokrasi Rp280 miliar.
Sementara, dana keseluruhan pembangunan gedung baru DPR yang direncanakan dimulai tahun 2018 sebesar 5,7 triliun rupiah.
Penulis: M. Ahsan Ridhoi
Editor: Alexander Haryanto