tirto.id - Hasil survei Indikator Politik menyatakan 34,2 persen responden menginginkan Presiden Jokowi melanjutkan kepemimpinannya di periode 2019-2024. Sementara, 11,5 persen responden memilih Prabowo Subianto sebagai presiden di periode mendatang.
Menanggapi hal itu, Wakil Ketua DPP Gerindra Fadli Zon menilai survei itu menunjukkan rakyat butuh presiden baru pada periode mendatang.
"Tapi kalau setiap incumbent di bawah 40 persen elektabilitasnya, berarti lebih dari 60 persen rakyat Indonesia menginginkan pemimpin baru. Enggak perlu pintar-pintar amat melihat logika itu," kata Fadli di DPR, Jakarta, Kamis (12/10/2017).
Selain itu, Fadli mengatakan bahwa Prabowo masih punya peluang untuk memenangkan Pilpres 2019. Karena, menurutnya, hasil itu cukup baik mengingat Prabowo belum melakukan kampanye dalam bentuk apapun.
"Ya wajar lah. Kan Pak Jokowi setiap hari seperti kampanye, meresmikan ini, itu, ya wajar. Pak Prabowo belum apa-apa loh," kata Fadli.
Sebaliknya, Ketua DPP PDIP Andreas Pareira mengatakan bahwa hasil survei Indikator Politik itu hanya sebatas potret dan Pilpres masih akan berlangsung dua tahun lagi.
"Enggak. Karena itu pertanyaan TOP of Mind. Itu modal dasar Pak Jokowi dalam potret hari ini, yang sangat besar kemungkinan untuk upgrade dalam proses Pilpres," kata Andreas saat dihubungi Tirto, Kamis (12/10).
Anggota Komisi I DPR RI ini pun menolak bahwa hasil itu mengindikasikan kurang efektifnya kinerja Jokowi dalam 3 tahun kepemimpinannya.
"Survei itu kan potret. Hari ini berbeda dengan nanti. Dua tahun itu proses dan masih bisa di-upgrade," kata Andreas.
Surveinya Indikator juga melakukan 'head to head' simulasi Pilpres 2019 antara Jokowi dan Prabowo. Hasilnya, Jokowi unggul dengan angka 58,9 persen. Sementara Prabowo mendapatkan angka 31,3 persen.
Adapun survei ini menggunakan multistage random sampling dengan 1220 responden di seluruh wilayah Indonesia. Margin of error kurang lebih 2,9 persen.
Penulis: M. Ahsan Ridhoi
Editor: Alexander Haryanto