tirto.id - Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon menegaskan pernyataan kontroversial Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono mengenai PDIP adalah pendapat pribadi dan bukan pendapat yang mewakili sikap dari Partai Gerindra. Atas pernyataannya tersebut, Arief akan dimintai pertanggungjawaban secara resmi dari DPP Partai Gerindra.
"Kami di Gerindra saling menghormati sesama parpol, mitra dalam berdemokrasi jadi artinya yang bersangkutan juga akan ditegur dan akan dimintai pertanggungjawaban atas ucapan-ucapannya itu yang merupakan pernyataan di luar garis partai. Dan itu tadi dinyatakan sendiri oleh Pak Prabowo kepada saya untuk mengklarifikasi agar tak menimbulkan seolah-olah ada pernyataan tersebut merupakan sikap Gerindra,” tutur Fadli ketika ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (1/8/2017).
Menurut Fadli, pihaknya sudah berkomunikasi dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto terkait pernyataan kontroversial dari Arief tersebut.
Demi mencegah terjadinya kesalahpahaman, Fadli mengatakan bahwa Prabowo meminta Fadli untuk mengklarifikasi ujaran Arief tersebut sebelum terjadi kesalahpahaman bahwa pernyataan Arief adalah sikap dari Partai Gerindra.
“Itu kan pernyataan pribadi bukan atas nama partai. Saya juga sudah berkomunikasi dengan Pak Prabowo dan beliau juga menyampaikan hal yang sama bahwa apa yang dinyatakan terkait PDIP itu sikap pribadi dan sama sekali bukan sikap partai," jelasnya.
Baca juga: Fadli Zon Klarifikasi Soal Sindiran Arief Poyuono ke PDIP
Menurutnya, tindakan Arief ini akan ditegur dan diperingatkan. Selain teguran, hal lain yang akan dilakukan terhadap Arief adalah sidang etik dari DPP Partai Gerindra. Namun, Fadli enggan mengatakan bahwa pemecatan akan dilakukan. Partai Gerindra harus mengkaji dan mengikuti mekanisme yang ada.
“Ya itu tanggung jawab pribadi ya. Tak ada kaitan dengan partai. Kita sangat menghormati setiap partai politik berjuang untuk kepentingan rakyat yang jumlahnya sangat besar dan banyak sehingga kita tak melihat partai politik lain sebagai musuh, tapi mitra dalam demokrasi. Kalau ada kompetisi ya wajar lah dalam pemilu misalnya. Ada perdebatan ya perdebatan yang argumentatif,” jelas Fadli.
Menurutnya, sebagai pribadi yang bertanggung jawab, tentunya sudah wajar bagi Arief untuk melakukan permintaan maaf kepada PDIP. Partai Gerindra sendiri belum memutuskan akan melakukan permintaan maaf terhadap tingkah laku kadernya tersebut, tapi Fadli secara pribadi juga memohon pengertian dari PDIP. “Ya kalau saya bisa mewakili ya saya katakan itu bukan sikap partai dan mohon maaf kalau ada hal yg dianggap kesalahpahaman,” katanya.
Baca juga: Sindir PDIP, Waketum Gerindra Dilaporkan ke Polisi
Sedangkan dalam pernyataan tertulisnya, Arief sudah melakukan klarifikasi dan memohon permintaan maaf kepada Megawati Soekarnoputri dan seluruh jajaran PDIP dengan tanda tangan di atas materai.
“Bersama Ini, Terkait Pemberitaan di beberapa di Media Massa Yang Menyebutkan Pernyataan saya yang mengatakan, WAJAR SAJA KALAU PDIP SERING DISAMAKAN DENGAN PKI KAREN MENIPU RAKYAT”. Dengan ini Saya mengklarifikasi bahwa saya tidak bermaksud mengatakan bahwa PDIP adalah PKI dan menipu rakyat. Dan tidak benar PDIP itu adalah PKI serta menipu. Sebab PDI-Perjuangan adalah Partai yang menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila dan berlandaskan Pancasila dan bekerja serta memperjuangkan rakyat Indonesia untuk kemakmuran bangsa dan negara,” tulisnya.
Pernyataan Arief ini sebagai tanggapan atas keluhan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto terkait kritik Ketum Gerindra Prabowo Subianto yang menyebut UU Pemilu dengan Presidential Threshold sebagai lelucon politik yang menipu rakyat Indonesia.
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Maya Saputri